search ya gan..

Selasa, 13 Maret 2012

STRATEGI PORTOFOLIO SAHAM

STRATEGI PORTOFOLIO SAHAM
Tujuan dari bab ini adalah memperkenalkan strategi dalam berinvestasi saham. Secara spesifik, setelah mempelajari bab ini diharapkan pembaca memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai :
Konsep strategi pasif dan strategi aktif dalam investasi portofolio saham.
Perbedaan strategi pasif dan strategi aktif dalam investasi portofolio saham.
Disini akan dibahas tentang strategi yang bisa dilakukan investor dalam pembentukan portofolio saham. Ada dua strategi yang akan dibahas, yaitu : strategi pasif dan strategi aktif. Strategi pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi pada saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Artinya, investor tidak secara aktif mencari informasi ataupun melakukan jual-beli saham yang bisa menghasilkan return abnormal. Investor dalam hal ini hanya akan mengikuti indeks pasar. Di sisi lainnya, strategi aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual-beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan return abnormal. Tentunya investor harus berhati-hati dalam memilih strategi apa yang tepat baginya, apakah strategi aktif,pasif ataupun penggabungan kedua strategi tersebut secara bersamaan.
Strategi aktif dalam pembentukan portofolio saham pada dasarnya bisa menggunakan dua pendekatan dalam analisis saham, yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan analisis teknikal. Pendekatan fundamental adalah pendekatan untuk menganalisis suatu saham dengan berdasarkan pada data-data perusahaan seperti earning, dividen, penjualan dan lainnya. Sedangkan, analisis teknikal merupakan pendekatan untuk mencari pola pergerakan harga saham yang bisa dipakai untuk meramalkan pergerakan harga saham dikemudian hari.

STRATEGI PASIF
Dalam konsep pasar modal yang efisien dikatakan bahwa jika pasar benar-benar efisien tidak akan ada satu investor pun yang bisa memperoleh return abnormal di atas return pasar. Konsep tersebut menghasilkan strategi pasif dalam portofolio saham. Investor yang menggunakan strategi pasif percaya bahwa harga pasar yang terjadi adalah harga saham yang mencerminkan nilai intrinsik saham tersebut. Oleh karenanya, investor tidak akan berusaha untuk secara aktif melakukan tindakan perdagangan saham yang bisa memberikan return abnormal. Strategi pasif bisa juga diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar. Dengan demikian, tujuan strategi pasif adalah untuk mengikuti kinerja indeks pasar sedekat mungkin.
Strategi yang dipakai dalam strategi pasif portofolio saham meliputi strategi beli dan tahan ( buy and hol strategy ) dan strategi mengikuti indeks ( indexing strategy ). Berikut ini akan dibahas dua strategi yang biasanya dipakai dalam strategi pasif portofolio saham :
STRATEGI BELI DAN SIMPAN

Strategi ini pada dasarnya sama dengan strategi beli dan simpan dalam portofolio oblogasi. Dalam strategi ini investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan strategi beli dan simpan adalah untuk menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang terlalu tinggi. Dalam hal ini, investor percaya bahwa return yang akan diperoleh dari penerapan strategi ini tidak akan jauh berbeda dengan return yang diperoleh jika investor secara aktif membeli dan menjual saham. Pada strategi ini investor sangat mempertimbangkan biaya transaksi dan biaya lainnya dalam melakukan portofolio saham.
Strategi beli dan simpan bisa dilakukan investor dalam komposisi yang terdiri dari banyak saham ataupun hanya beberapa jenis saham. Meskipun demikian, investor tetap harus melakukan pemilihan terhadap saham-saham tertentu yang akan dimasukan dalam portofolionya. Hal terpenting di sini adalah bahwa komposisi tersebut akan bisa diterima sepanjang komposisi saham-saham tersebut mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat return harapan investor.


STRATEGI MENGIKUTI INDEKS

Strategi mengikuti indeks ini dalam prakteknya bisa digambarkan sebagai pembelian instrumen reksa dana atau dana pensiun oleh investor. Strategi investor seperti ini bisa dikategorikan strategi pasif. Dengan membeli instrumen reksa dana, investor berharap bahwa kinerja investasinya pada kumpulan saham-saham dalam instrumen reksa dana sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. Dengan kata lain, investor berharap akan memperoleh return yang sebanding dengan return pasar. Membeli reksa dana juga akan memberikan keuntungan bagi investor karena biaya transaksi, biaya pencarian informasi, dan komisi konsultasi analisis menjadi lebih rendah. Dalam hal ini investor hanya membeli instrumen reksa dana, dan tinggal menunggu return dari reksa dana yang telah dibelinya.

STRATEGI AKTIF
Dalam investasi portofolio saham dengan strategi aktif, berbagai cara akan dilakukan investor untuk memperoleh return yang sebanding atau melebihi return pasar.
Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi return portofolio saham yang diperoleh melalui strategi pasif. Dengan kata lain, investor berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh sesama investor lainnya.
Berikut ini akan dibahas tiga strategi yang biasanya dipakai investor dalam menjalankan strategi aktif portofolio saham :

PEMILIHAN SAHAM

Strategi ini merupakan strategi yang paling banyak digunakan dan paling rasional. Dalam hal ini, investor secara aktif melakukan analisis dan pemilihan saham-saham terbaik, yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return-risiko yang terbaik dibanding alternatif lainnya.
Investor yang cerdik tentunya akan membeli saham yang nilai intrinsiknya di atas harga pasar ( undervalued ) dan menjual saham-saham yang nilai intrinsiknya dibawah harga pasar (overvalued). Tindakan investor secara aktif memilih saham lalu membuat keputusan menjual atau membeli saham tertentu diharapkan bisa memberikan manfaat bagi investor untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga saham yang terjadi. Manfaat yang diperoleh investor dari kenaikan harga saham dikemudian hari disebut juga sebagai capital gain.
Dalam memilih saham terbaik atau ( superior ), investor bisa melakukan analisis secara individual ataupun dengan memanfaatkan jasa konsultasi analisis saham. Jika investor mempunyai akses informasi yang baik dan kemampuan yang baik untuk menganalisis saham dan memilih saham, investor bisa melakukan pemilihan saham secara individual. Tetapi ada kalanya investor lebih menyukai penggunaa jasa analisis saham profesional untuk memperoleh nasihat dan rekomendasi keputusan terbaik tentang saham apa saja yang harus dipilih dan tindakan apa yang harus dilakukan terhadap saham tersebut.

ROTASI SEKTOR
Strategi ini biasanya dilakukan oleh investor yang berinvestasi pada saham-saham di dalam negara saja. Dalam hal ini investor bisa melakukan dua cara berikut :
Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yg bergerak pada sektor tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi dikemudian hari. Hal ini dilakukan jika investor yakin bahwa suatu saham pada sektor tertentu akan memberikan return yg lebih tinggi dibanding return pasar.
Melakukan modifikasi/perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada sektor industri yg berbeda-beda, untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi, pertumbuhan dan nilai saham perusahaan. Investor akan meningkatkan bobot portofolionya pada saham-saham industri yang berprospek cerah dimasa datang dan akan mengurangi bobot portofolionya pada saham sektor industri yg berprospek kurang baik.
Reilly dan brown (1997) mengkategorikan saham-saham persektor industri menjadi 5, sebagai berikut:
Saham-saham sektor finansial (financial stock excel).
Saham-saham sektor barang-barang konsumen tahan lama (consumer durables excel).
Saham-saham sektor barang modal (capital goods excel).
Saham-saham sektor industri dasar (basic industrie excel).
Saham-saham sektor barang-barang kebutuhan pokok (consumer staples excel).
Sebagai contoh, misalnya investor mempertimbangkan untuk membeli saham-saham sektor finansial. Salah satu karakteristik saham sektor finansial adalah kepekaannya terhadap perubahan suku bunga, di mana harga saham sektor finansial akan berhubungan terbalik dengan tingkat bunga. Artinya, jika tingkat bunga mengalami peningkatan, maka harga saham sektor ini justru akan turun. Kondisi ini dalam gambaran siklis ekonomi biasanya terjadi pada perekonomian yg mulai memasuki siklis menurun. Pada situasi seperti ini suku bunga biasanya akan meningkat dan berakibat pada perekonomian yg mulai memasuki siklis menurun. Pada situasi seperti ini suku bunga biasanya akan meningkat dan berakibat pada menurunnya harga sahamsektor finansial. Dengan demikian investor yg cerdik akan membeli saham sektor tersebut, karena harganya relatif rendah. Hal ini dilakukan dengan harapan jika tingkat suku bunga sudah mulai menurun, maka perusahaan sektor financial (misalnya bank, perusahaan simpan pinjam atau perusahaan sekuritas) akan mengalami peningkatan earning dan hal ini mengakibatkan harga sahamnya meningkatkan.
Keberhasilan penerapan strategi rotasi ini sangat tergantung dari kemampuan investor untuk memahami kondisi ekonomi yang sedang terjadi dan juga kemampuan investor untuk meramalkan kondisi yang akan terjadi. Pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang siklis ekonomi yang sangat membantu efektivitas penerapan strategi ini karena kunci strategi ini adalah bagaimana investor bisa mengantisipasi perubahan kondisi ekonomi yang terjadi dan mengambil manfaat perubahan tersebut.

STRATEGI MOMENTUM
Harga investor akan mencari momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang bisa terjadi bisa memberikan keuntungan bagi investor melalui atau membeli saham. Ide dasar strategi ini adalah adanya kenyataan bahwa pada waktu-waktu tertentu harga pasar saham akan merefleksikan penggerakan earning ataupun pertumbuhan perusahaan. Dalam strategi ini investor akan mencari momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham.
Berbagai teknik untuk mencari momentum yang tepat dalam portofolio saham bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan membuat peta penggerakan harga saham selama beberapa waktu untuk meramalkan apa yang akan tetjadi pada harga saham tersebut di kemudian hari. Jika harga-harga saham diperkirakan akan meningkat maka investor akan meningkatkan bobot portofolionya pada investasi portofolio saham. Investor akanm menginvestasikan uang yang dimilikinya pada portofolio saham karena lebih menguntungkan dibanding alternatif lain. Demikian pula sebaliknya, jika diperkirakan harga saham akan menurun maka investor akan memindahkan investasinya dari portofolio saham alternatif investasi lainnya.
Berbagai teknik kuantitatif yang lebih canggih dengan penggunaan untuk menentukan teknologi komputer sudah mulai dipergunakan untuk menentukan waktu yang paling tepat untuk membeli atau menjual saham. Data yang telah terjadi dipakain untuk mencari pola perggerakan saham dan mencari saham dan mencari hubungan sebab akibat antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Tetapi, penggunaan teknologi komputer ini pun sebenarnya masih mengandung kelemahan sehubungan dengan penggunaan data-data historis. Menggunakan data-data historis yang telah terjadi untuk meramalkan kejadian dimasa yang akan datang secara implisit menganggap bahwa apa yang telah terjadi di masa lalu akan sama dengan yang akan terjadi di masa datang.
Dalam kenyataan strategi penentuan momentum harga saham merupakan isu yang masih kontroversial. Strategi ini memang populer digunakan oleh para praktisi, tetapi pertanyaannnya adalah seberapa akuratkah metode ini mampu meramalkan apa yang akan terjadi di kemudian hari. Bagi kalangan akademisi, fenomina seperti ini sangat menarik untuk dipelajari dan sangatb diperlukan penelitian impiris tentang subyik ini untuk membutikan apakah strategi tersebut merupakan strategi yang layak dipakai atauklah hanya suatu kebetulan.




RESIKO PORTOFOLIO
Menurut Mohamad Samsul (2006;305) Risiko fortofolio adalah risiko investasi dari sekelompok saham dalam portofolio atau sekelompok instrument keuangan dalam portofolio. Risiko portofolio dapat dihitung sebagai risiko harian, risiko mingguan dan risiko bulanan dan risiko tahuanan. Jika dihitung sebagi risiko harian, maka dasar perhitungannya adalah data harian, dan jiak dihitung sebagai risiko bulanan, maka data yang digunakan sebagai dasar perhitungan nya adalah data bulanan. Terdapat dua ukuran yang digunakan sebagai risiko, yaitu (1) deviasi standard an (2) beta saham. Deviasi standar menggambarkan gejolak return saham dan return rata-rata. Gejolak return tersebut dapat bersifat positif , yaitu berada diatas return rata-rata, atau bersifat negative yaitu berada dibawah return rata-rata.

0,14
0,12 R rata-rata
-0,10 p


Return portifolio naik dan turun sangatb tipis, yaitu berada antara 11 % dan 13 . hal ini dapt berarti bahwa harga saham yang ada dalam portofolio juga bergerak naik turun sangat tipis yaityu 1%.
Rp
0,18
0,12 RP rata-rata
-0,06 p

Return Portofolio naik dan turun lebih bergejolak, yaitu berada anatar 18% dan 6%. Hal ini dapat berarti bahwa harga saham yang ada dalam portofolio juga bergerak naik turun sekitar 6% dari return rata-rata. Semakin besar I semakin tinggi resikonya. Return bergerak antara 12% ± 6%.
Sekarang perhatikan contoh beta portofolio yang digambarkan dibawah ini :
βp
βp > 1
βm > 1




βp

βm > 1
βp > 1



Dari kedua gambar tersebut terlihat bahwa jika βp = 1,5, maka return portofolio 1,5 kali return paar. Semakin besar beta potorfolio semakin bergejolak return portofolio dibandingkan return pasar, atau semakin tinggi resiko investasi portofolio. Jika βp = -2,0 maka return portofolio 2 kali return pasar. Apabila return hari ini adlah 2 % maka kerugian return portofolio =2 x 2 %= 4%. Apabila return pasar negative 1,5 , maka return portofolio = 3%, yaitu -2 x -1,5 % = +3%
Seperti yang telah disebutkan, tolok ukur risiko dapat berupa standard an beta saham. Beta sham juga digunakan dalam mengentimasi return saham dengan metode capital assets pricing model (CAPM).

Menurut Dr.Jogiyanto H. M.,M.B.A.,Akt (2003;180) Portofolio efisien adalah portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yg sudah pasti atau portofolio yg mengandung risiko terkecil dengan tingkat return ekspektasi yg sudah pasti.
Portofolio Optimal berdasarkan model Markowitz.
Model Markowitz menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut ini.
Waktu yg digunakan anya sat periode.
Tidak ada biaya transaksi.
Preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari portofolio.
Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko.















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi aktif dalam pembentukan portofolio saham pada dasarnya bisa menggunakan dua pendekatan dalam analisis saham, yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan analisis teknikal. Pendekatan fundamental adalah pendekatan untuk menganalisis suatu saham dengan berdasarkan pada data-data perusahaan seperti earning, dividen, penjualan dan lainnya. Sedangkan, analisis teknikal merupakan pendekatan untuk mencari pola pergerakan harga saham yang bisa dipakai untuk meramalkan pergerakan harga saham dikemudian hari.
STRATEGI PASIF
Dalam konsep pasar modal yang efisien dikatakan bahwa jika pasar benar-benar efisien tidak akan ada satu investor pun yang bisa memperoleh return abnormal di atas return pasar. Konsep tersebut menghasilkan strategi pasif dalam portofolio saham.
STRATEGI AKTIF
Dalam investasi portofolio saham dengan strategi aktif, berbagai cara akan dilakukan investor untuk memperoleh return yang sebanding atau melebihi return pasar.
Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi return portofolio saham yang diperoleh melalui strategi pasif.
PEMILIHAN SAHAM
ROTASI SEKTOR








DAFTAR PUSTAKA
Tandelilin Eduardus, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi Edisi pertama, Kanisius.
Dr. Jogiyanto H.M.,M.B.A.,Akt., 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 3,Yogyakarta;BPFE-Yogyakarta.
Samsul Mohamad, 2006, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Jakarta;Erlangga .

Tidak ada komentar: