search ya gan..

Minggu, 18 Maret 2012

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN “PT. PERTAMINA ( PERSERO ) UPMS VI BANJARMASIN”

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam era globalisasi pada saat ini ikut memacu perkembangan teknologi, salah satunya dalam bidang teknologi informasi. Kemutakhiran data merupakan salah satu aspek penting yang tidak boleh dikesampingkan oleh para pelaku bisnis. Dengan demikian persaingan bisnis yang terjadi menjadi sangat kompetitif. Dalam hal ini, untuk terus dapat bertahan ditengah kondisi yang ada, maka perusahaan harus memiliki strategi – strategi jitu dalam menyikapi perubahan yang ada. Untuk itu pihak manajemen diharapkan mampu mendeteksi secara efektif kapan perubahan kondisi membutuhkan tanggapan strategis, maka sangat dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu menangkap, mencipta dan memanipulasi informasi internal dan eksternal secara efektif.

Suatu keterandalan sistem informasi yang ada mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam sebuah lingkungan bisnis, karena dengan hal itu sangat membantu manajemen untuk menyediakan informasi dalam mengambil keputusan - keputusan strategis yang dibutuhkan. Karena pentingnya kebutuhan sebuah sistem informasi maka perusahaan perlu mempertimbangkan sistem yang telah digunakan dan yang akan dikembangkan agar kedepannya menjadi sebuah sistem yang efektif dalam mendukung apa yang menjadi visi dan misi perusahaan. Namun kesuksesan suatu sistem informasi tidak hanya dilihat melalui bagaimana sistem tersebut dapat menghasilkan informasi dengan baik, tetapi juga melalui kesesuaiannya dengan lingkungan organisasi dan para pengguna yang membutuhkan atau menggunakan informasi yang dihasilkan tersebut.

Perusahaan yang menyadari pentingnya peningkatan kinerja dari sistem informasi akuntansi yang sedang dipakai, akan selalu memperhatikan faktor - faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja dari sistem informasi akuntansi misalnya keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan, komunikasi yang baik dan juga partisipasi yang baik dari karyawan akan menimbulkan rasa puas pada karyawan dan rasa puas ini akan mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih giat dan bersemangat sehingga dengan semangat yang tinggi perusahaan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Banyak perusahaan yang mengimplementasikan teknologi informasi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan.

Maka dari itu dalam mengembangkan suatu sistem informasi perlu diperhatikan keterlibatan pemakai karena ini berkaitan dengan pihak yang nantinya akan menggunakan atau memanfaatkan informasi yang dihasilkan. Di samping itu juga kemampuan teknik personal sistem informasi apabila kemampaun yang dimiliki oleh personal kurang maka perlu program pelatihan dan pendidikan pemakai yang tidak kalah penting untuk itu perlu dukungan dari manajemen puncak PT. PERTAMINA (PERSERO) .

Dengan adanya liberalisasi dalam bidang BBM, menyebabkan terjadinya persaingan ketat di bidang distribusi dan pemasaran BBM, didorong oleh sikap konsumen yang semakin kritis. Situasi ini nyaris tidak menyisakan waktu bagi Pertamina untuk bertindak terlambat dan berpikir setengah – setengah. Hal itu memacu kebutuhan akan suatu sistem informasi akuntansi yang handal agar proses distribusi dan pemasaran oleh tiap – tiap depot yang dinaungi oleh PT. PERTAMINA ( PERSERO ) UPMS VI BANJARMASIN, bisa seefisien mungkin serta mendukung apa yang menjadi visi dan misi perusahaan.















B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Sistem Informasi Manajemen Akuntansi PT.PERTAMINA?
2. Bagaimana Sistem Informasi Manajemen PT. PERTAMINA?
3. Bagaimana Informasi SPBU PT.PERTAMINA?
4. Bagaimana Sistem Informasi Manajemen Pemasaran PT. PERTAMINA?
5. Bagaimana Sistem Informasi Manajemen SDM PT. PERTAMINA?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Sistem Informasi manajemen.Tujuan penulisan makalah ini agar kita dapat mengetahui system informasi manajemen apa saja dan berbasis apa saja yang diguankan PT.PERTAMINA (PERSERO). Semoga bisa bermanfaat.


















BAB II
PEMBAHASAN

A. TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PT. PERTAMINA
1. Kebijakan umum
a. Teknologi informasi yang dibangun harus memiliki nilai yang sangat strategis dalam mendukung terciptanya produk atau jasa Perusahaan yang unggul dan kompetitif.
b. Investasi teknologi informasi harus mempertimbangkan aspek keuntungan berupa pengurangan biaya dan kemudahan memperoleh informasi.
c. Direksi menetapkan fungsi teknologi informasi yang :
1) bertanggung jawab untuk mewujudkan rancangan menjadi konstruksi yang detil
2) bertindak sebagai konsultan dengan melakukan komunikasi secara rutin dengan pihak pengguna (users)
3) memfasilitasi berlangsungnya pelatihan teknologi informasi
4) dibebaskan dari kegiatan pengadaan barang dan jasa yang berhubungan dengan kegiatan teknologi informasi.
d. Fungsi teknologi informasi menerapkan mekanisme penjaminan mutu (Quality Assurance) untuk memastikan bahwa perangkat-perangkat dan sistem yang digunakan dalam teknologi informasi telah berada pada kualitas dan tingkat layanan yang diharapkan.
e. Fungsi pemakai (user) menerapkan penjaminan mutu (Quality Assurance) untuk memastikan bahwa data/informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi telah berada pada kualitas, kuantitas dan waktu yang diharapkan.
f. Untuk memperoleh pemanfaatan yang aman dan optimal, fungsi teknologi informasi harus menerapkan kendali-kendali terkait dengan aktivitas TI.



\\

2. Tahapan
Perusahaan harus memaksimalkan penggunanan teknologi informasi melalui tahapan-tahapan yang sekurang-kurangnya meliputi :
a. Tahap Pra-Implementasi, yang mencakup:
1) Pencanangan visi dan misi di bidang teknologi informasi
2) Penyusunan rencana strategis di bidang teknologi informasi yang sejalan (align) dengan strategi bisnis Perusahaan.
3) Penyusunan rancangan dan desain teknis
4) Penjabaran rancangan dan desain teknis teknologi informasi ke dalam konstruksi sistem secara fisik dan fungsional.
b. Tahap Implementasi, yang meliputi:
1) Perencanaan yang matang
2) Pelatihan dan pengembangan SDM
3) Pembakuan/standardisasi mutu layanan
4) Evaluasi dan pengendalian sistem
5) Penerapan sistem penanganan darurat (disaster recovery planning atau contingency planing).
c. Tahap Pengembangan
Pengembangan teknologi informasi harus dilaksanakan dalam koridor penerapan teknologi informasi yang terintegrasi dan handal melalui:
1) Penyusunan master plan pembangunan dan pengembangan teknologi informasi.
2) Penerapan Executive Information System dan/atau Decision Support System


B. SISTEM – SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PT. PERTAMINA
Pada PertaminaTeknologi informasi sangat luas cakupannya, dari mulai yang menggunakan media audio, mediavisual sampai media pandang dengar/audio visual, ke depan pertamina harus memiliki Management Information System (MIS) yang canggih untuk percepatan arus data dan informasi sehingga perusahaan memiliki bahan yang cukup untuk kegiatan operasional dan pengambilan keputusan. System informasi (TI) juga harus dapat memperbaiki proses bisnis pertamina untuk menuju proses bisnis yang lebih kompetitif. Terutama pada Sistem Informasi Manajemen yang harus dibahas. Peran TI tak diragukan, dari mulai bagaimana menunjang pekerjaan engineer dihulu sampai bagaimana menunjang supply chain management dikilang atau SPBU-SPBU, juga pengadaan barang dan jasa (procurement) mau tidak mau harus bersentuhan dengan teknologi.Menyikapi era globalisasi, pelaksanaan barang/jasa dapat menggunalan sarana elektronik, baik internet, electronic data interchange, maupun e-mail.


1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKUNTANSI PT.PERTAMINA

Sistem akuntansi PT. PERTAMINA menggunakan sebuah sistem informasi berbasis ERP ( Enterprise Resource Planning ) dari SAP R/3 ke generasi mySAP sistem yang dapat menjadi sebuah alat perubahan dari sistem manual dalam hal pencatatan ke sistem komputerasi yang terintegrasi dan real time. Penerapan software mySAP agar dapat memberikan data analitis untuk mendukung proses pengambilan keputusan jajaran manajemen di PT. PERTAMINA ( PERSERO ) pada umunya dan PT. PERTAMINA (PERSERO ) UPMS VI BANJARMASIN pada khusunya .
Modul atau fasilitas yang disediakan mySAP 2005 antara lain untuk transaksi bisnis, intelijen bisnis, dan manajemen perusahaan strategis untuk pengambilan keputusan. Software ini hanya sekedar alat dari sebuah sistem informasi akuntansi , yang membantu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.Untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan terhadap sistem informasi akuntansi yang dikembangkan, maka dalam pelaksanaannya manajemen harus memperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, sebab suatu sistem akan tidak efektif dalam membantu perkerjaan apabila ketika penentuannya tidak melibatkan pemakai sistem informasi akuntansi.
Kemampuan teknik personal sistem informasi, arti suatu sistem informasi akuntansi akan lebih bermanfaat dalam membantu aktivitas apabila setiap personel yang menggunakan sistem informasi akuntansi tersebut memilikikemampuan teknik untuk mengoperasionalkan sistem informasi akuntansi tersebut. Dukungan manajemen puncak juga memiliki pengaruh dalam penggunaan suatu sistem informasi akuntansi karena sistem yang dipilih oleh manajemen puncak pasti bertujuan untuk memajukan perusahaan.

2. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PERTAMINA

Pertamina memanfaatkan e-Procurement terdapat salah satu proses yang disebut e-Auction. Pertamina mendahulukan bagian ini. Aplikasi e-Auction pertamina serta teknologi dikembangkan oleh Divisi Sistem Bisnis dan Teknologi Informasi (SBTI). Sedangkan sisi pelaksanaan dilakukan fungsi LayananUmum dan Fungsi Pengadaan di Dekrorat/Unit lain yang berada di luar cakupan LayananUmum, yang kemudian diikuti berbagai fungsi dan unit sebagai user-nya. Secara gampangnya pengertian e-Auction adalah negosiasi melalui system secara electronic dengan mencari harga terendah dalam rangka pengadaan barang/jasa.Pelaksanaan e-Auction dilakukan disebuah bidding room.
Di ruangan inilah negosiasi melalui system e-Auction dilakukan. Ruangan ini dilengkapi perangkat komputer yang saling terhubung membentuk Local Area Network (LAN). Setiap peserta penyedia barang/jasa (bidder) yang mengikuti e-Auction harus terlebih dahulu lulus evaluasi administrasi dan teknis, serta telah menjalani pelatihan untuk menggunakan aplikasi Auction Pertamina dilakukan pada pengadaan barang/jasa secara manual. Hal terpenting lain yang berbeda adalah kalau dalam proses manual menetapkan pemenang langsung pada penawar harga terendah urutan pertama. Sedangkan dalam e-Auction penawar harga terbaik/terendah dari urutan satu sampai lima.Sampai diperoleh penawar dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga terendahsebelum e-Auction. Cepat, efisien, fair, dan bebas KKN. Bahkan bisa diperoleh selisih antara penawaran terendah (proses pra e-Auction) dengan harga yang diperoleh penghematan dalam pengadaan barang/jasa sebesar Rp 72,4 miliar.





3. SISTEM INFORMASI SPBU PT.PERTAMINA

Sistem Informasi SPBU suatu sistem software yang akan membantu proses operasional denganmenerapkan tertib administrasi pada Pompa SPBU yang ketat Pencatatan dari data customer,stok minyak, deposit di pertamina, Kupon Customer dan lain lain. Produk ini custom dan cocok untuk pengelola SPBU . Dilengkapi dengan sistem pelaporan yang sistematis dan akurat. SistemInformasi SPBU ini dibuat dengan sistem multi user yang memungkinkan pengaksesan sistem informasi oleh beberapa user yang berbeda dalam suatu waktu. Sistem ini dirancang dengan sistem keamanan yang handal yang mana setiap level user diset dalam ruang lingkup pekerjaanyang berbeda berdasar urutan otorisasi.

Feature Program:Modul Master : Menu Tanki SPBU, Menu master, Pompa Master Produk/ Minyak, Master Supplier, Master Petugas SPBU, Master Customer.Modul Transaksi: Transaksi Order Pembelian Ke Pertamina, Masuk Produk/Minyak, DepositCustomer Ke SPBU, Penjualan Kupon, Penjualan Tunai, Input kas harian, Koreksi Stok,Modul Laporan : Menu Laporan Stock, Laporan Data Customer, Pembelian Ke Supplier,Pembelian Detail, Laporan Detail Pembelian, Laporan Pembelian Per Supplier, Pembelian Per Produk, Laporan Nota Penjualan Harian, Laporan, Resume Penjualan Harian, Laporan NotaPenjualan, Laporan Detail Penjualan, Laporan Penjualan Per Tanki, Laporan Penjualan Per Produk, Laporan Penjualan Per Customer, Laporan Penjualan Per Perpetugas, Laporan Stok Per Produk, Laporan Kartu Stok, Laporan Detail Stok, Laporan Laba Penjualan, Laporan ResumeHarian, Laporan Kas HarianAgenda Transformasi PertaminaPerubahan Paradigma Manajemen dan Sumberdaya Manusia. Transformasi Kegiatan Usaha diSektor Hulu sebagai Penghasil Pendapatan Utama Perusahaan. Transformasi Kegiatan Usaha diSektor Hilir sebagai Ujung Tombak Perusahaan dalam Interaksi dengan Konsumen.Transformasi Restrukturisasi Korporat: Keuangan, SDM, Hukum, IT, dan Administrasi Umum,termasuk Penanganan Asset.Hasil yang diinginkan dari transformasi pertamina adalah:Pertamina ke depan sebagai perusahaan panutan (role model) di Indonesia



4. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMASARAN PT. PERTAMINA
Pemasaran merupakan sebuah proses dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi,segala kegiatan dalam hubungannya dalam pemuasan kebutuhan dan keinginan manusiamerupakan bagian dari konsep pemasaran.Pemasaran BBM Retail merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan Niaga yangmenangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah tangga. Pertaminamelakukan pemasaran BBM Retail melalui lembaga penyalur Retail BBM/BBK yang saat initersebar diseluruh Indonesia, seperti SPBU (Statiun Pengisian BBM Untuk Umum), AgenMinyak Tanah (AMT), Agen Premium & Minyak Solar (APMS),serta Premium Solar PackedDealer(PSPD).
Saat ini Pertamina sedang berbenah untuk melakukan transformasi di segala bidang, termasuk difungsi Retail Outlet SPBU. Upaya yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah pemberian standarisasi pelayanan SPBU Pertamina. Pertamina berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dengan istilah Pertamina Way. Penjabaran Pertamina Way adalah staf, kualitas, dan kuantitas, peralatan, dan fasilitas, format fisik, dan produk dan pelayanan.Pertamina Way merupakan standar baru yang diterapkan untuk seluruh Stasiun Pengisian BahanBakar Minyak Umum (SPBU Pertamina) di seluruh Indonesia kepada konsumen baik dari segi pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas termasuk kenyamanan di lingkungan SPBU. SPBUyang telah sukses menerapkan Pertamina Way berhak mendapatkan Sertifikasi Pasti Pas, setelah dinyatakan lolos oleh auditor independen bertaraf internasional.


5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SDM PT. PERTAMINA

Berkomitmen, berdedikasi dan berorientasi bisnis. Untuk mencapai hal tersebut di atas,Perusahaan telah menetapkan strategi korporat berikut untuk pengembangan SDM:
 Mengimplementasikan pengembangan pekerja yang terorganisasi dan konsisten sehingga para pekerja memiliki kompetensi, ketrampilan, dedikasi, kinerja dan produktivitas yang tinggi.
 Memberikan penghargaan dalam bentuk kesejahteraan dan remunerasi yang kompetitif sertamemberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan standar perusahaan migas di Indonesiadan peraturan yang berlaku.
 Menciptakan dan mengembangkan hubungan industri yang aman untuk menciptakan suasana yang harmonis dan nyaman guna mendukung produktivitas yang tinggi

Strategi korporat ini menjadi dasar untuk pengimplementasian program pengembangan SDM.Perusahaan memiliki keyakinan bahwa pengembangan SDM merupakan investasi jangka panjang sehingga Perusahaan memiliki komitmen terhadap program pengembangan yang sistematik dan berkelanjutan untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan bisnis. Perusahaan telah mengimplementasikan proses rekruitmen dan seleksi pekerja yang transparanguna memperoleh ahli dan lulusan Sarjana baru untuk regenerasi. Proses rekruitmen dan seleksiawal dilaksanakan melalui pihak ketiga yang independent seperti Universitas Indonesia,Universitas Gadjah Mada dan Universitas Padjadjaran.Melanjutkan kebijakan tahun 2001,
Perusahaan telah mengembangkan sistem dan program manajemen karir berdasarkan kemampuan dan kinerja (merit system). Program dan sistem tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan transparansi dalam pengembangan karir pekerja Pertamina dimasa mendatang. Untuk menciptakan budaya perusahaan yang mendukung proses transformasi, Perusahaan telah melakukan program sosialisasi untuk nilai-nilai unggulanyang dikenal dengan FIVE-M (Focus, Integrity, Visionary, Excellence and Mutual Respect).Untuk pengukuran kinerja, Perusahaan menggunakan Ukuran Kerja Terpilih dan IndeksProduktivitas. Pengukuran ini meningkatkan pengembangan yang berkelanjutan untuk mempercepat pencapaian status sebagai perusahaan bertaraf internasional.










BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Pada PertaminaTeknologi informasi sangat luas cakupannya, dari mulai yang menggunakan media audio, mediavisual sampai media pandang dengar/audio visual, ke depan pertamina harus memiliki Management Information System (MIS) yang canggih untuk percepatan arus data dan informasi sehingga perusahaan memiliki bahan yang cukup untuk kegiatan operasional dan pengambilan keputusan.
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKUNTANSI PT.PERTAMINA
Sistem akuntansi PT. PERTAMINA menggunakan sebuah sistem informasi berbasis ERP ( Enterprise Resource Planning ) dari SAP R/3 ke generasi mySAP sistem yang dapat menjadi sebuah alat perubahan dari sistem manual dalam hal pencatatan ke sistem komputerasi yang terintegrasi dan real time.
2. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PERTAMINA
Pertamina memanfaatkan e-Procurement terdapat salah satu proses yang disebut e-Auction. Pertamina mendahulukan bagian ini. Aplikasi e-Auction pertamina serta teknologi dikembangkan oleh Divisi Sistem Bisnis dan Teknologi Informasi (SBTI).
3. SISTEM INFORMASI SPBU PT.PERTAMINA
Sistem Informasi SPBU suatu sistem software yang akan membantu proses operasional denganmenerapkan tertib administrasi pada Pompa SPBU yang ketat Pencatatan dari data customer,stok minyak, deposit di pertamina, Kupon Customer dan lain lain.
4. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMASARAN PT. PERTAMINA
Pemasaran BBM Retail merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan Niaga yangmenangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah tangga.
5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SDM PT. PERTAMINA
Perusahaan telah mengembangkan sistem dan program manajemen karir berdasarkan kemampuan dan kinerja (merit system). Program dan sistem tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan transparansi dalam pengembangan karir pekerja Pertamina dimasa mendatang.

Selasa, 13 Maret 2012

STRATEGI PORTOFOLIO SAHAM

STRATEGI PORTOFOLIO SAHAM
Tujuan dari bab ini adalah memperkenalkan strategi dalam berinvestasi saham. Secara spesifik, setelah mempelajari bab ini diharapkan pembaca memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai :
Konsep strategi pasif dan strategi aktif dalam investasi portofolio saham.
Perbedaan strategi pasif dan strategi aktif dalam investasi portofolio saham.
Disini akan dibahas tentang strategi yang bisa dilakukan investor dalam pembentukan portofolio saham. Ada dua strategi yang akan dibahas, yaitu : strategi pasif dan strategi aktif. Strategi pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi pada saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Artinya, investor tidak secara aktif mencari informasi ataupun melakukan jual-beli saham yang bisa menghasilkan return abnormal. Investor dalam hal ini hanya akan mengikuti indeks pasar. Di sisi lainnya, strategi aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual-beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan return abnormal. Tentunya investor harus berhati-hati dalam memilih strategi apa yang tepat baginya, apakah strategi aktif,pasif ataupun penggabungan kedua strategi tersebut secara bersamaan.
Strategi aktif dalam pembentukan portofolio saham pada dasarnya bisa menggunakan dua pendekatan dalam analisis saham, yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan analisis teknikal. Pendekatan fundamental adalah pendekatan untuk menganalisis suatu saham dengan berdasarkan pada data-data perusahaan seperti earning, dividen, penjualan dan lainnya. Sedangkan, analisis teknikal merupakan pendekatan untuk mencari pola pergerakan harga saham yang bisa dipakai untuk meramalkan pergerakan harga saham dikemudian hari.

STRATEGI PASIF
Dalam konsep pasar modal yang efisien dikatakan bahwa jika pasar benar-benar efisien tidak akan ada satu investor pun yang bisa memperoleh return abnormal di atas return pasar. Konsep tersebut menghasilkan strategi pasif dalam portofolio saham. Investor yang menggunakan strategi pasif percaya bahwa harga pasar yang terjadi adalah harga saham yang mencerminkan nilai intrinsik saham tersebut. Oleh karenanya, investor tidak akan berusaha untuk secara aktif melakukan tindakan perdagangan saham yang bisa memberikan return abnormal. Strategi pasif bisa juga diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar. Dengan demikian, tujuan strategi pasif adalah untuk mengikuti kinerja indeks pasar sedekat mungkin.
Strategi yang dipakai dalam strategi pasif portofolio saham meliputi strategi beli dan tahan ( buy and hol strategy ) dan strategi mengikuti indeks ( indexing strategy ). Berikut ini akan dibahas dua strategi yang biasanya dipakai dalam strategi pasif portofolio saham :
STRATEGI BELI DAN SIMPAN

Strategi ini pada dasarnya sama dengan strategi beli dan simpan dalam portofolio oblogasi. Dalam strategi ini investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan strategi beli dan simpan adalah untuk menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang terlalu tinggi. Dalam hal ini, investor percaya bahwa return yang akan diperoleh dari penerapan strategi ini tidak akan jauh berbeda dengan return yang diperoleh jika investor secara aktif membeli dan menjual saham. Pada strategi ini investor sangat mempertimbangkan biaya transaksi dan biaya lainnya dalam melakukan portofolio saham.
Strategi beli dan simpan bisa dilakukan investor dalam komposisi yang terdiri dari banyak saham ataupun hanya beberapa jenis saham. Meskipun demikian, investor tetap harus melakukan pemilihan terhadap saham-saham tertentu yang akan dimasukan dalam portofolionya. Hal terpenting di sini adalah bahwa komposisi tersebut akan bisa diterima sepanjang komposisi saham-saham tersebut mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat return harapan investor.


STRATEGI MENGIKUTI INDEKS

Strategi mengikuti indeks ini dalam prakteknya bisa digambarkan sebagai pembelian instrumen reksa dana atau dana pensiun oleh investor. Strategi investor seperti ini bisa dikategorikan strategi pasif. Dengan membeli instrumen reksa dana, investor berharap bahwa kinerja investasinya pada kumpulan saham-saham dalam instrumen reksa dana sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. Dengan kata lain, investor berharap akan memperoleh return yang sebanding dengan return pasar. Membeli reksa dana juga akan memberikan keuntungan bagi investor karena biaya transaksi, biaya pencarian informasi, dan komisi konsultasi analisis menjadi lebih rendah. Dalam hal ini investor hanya membeli instrumen reksa dana, dan tinggal menunggu return dari reksa dana yang telah dibelinya.

STRATEGI AKTIF
Dalam investasi portofolio saham dengan strategi aktif, berbagai cara akan dilakukan investor untuk memperoleh return yang sebanding atau melebihi return pasar.
Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi return portofolio saham yang diperoleh melalui strategi pasif. Dengan kata lain, investor berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh sesama investor lainnya.
Berikut ini akan dibahas tiga strategi yang biasanya dipakai investor dalam menjalankan strategi aktif portofolio saham :

PEMILIHAN SAHAM

Strategi ini merupakan strategi yang paling banyak digunakan dan paling rasional. Dalam hal ini, investor secara aktif melakukan analisis dan pemilihan saham-saham terbaik, yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return-risiko yang terbaik dibanding alternatif lainnya.
Investor yang cerdik tentunya akan membeli saham yang nilai intrinsiknya di atas harga pasar ( undervalued ) dan menjual saham-saham yang nilai intrinsiknya dibawah harga pasar (overvalued). Tindakan investor secara aktif memilih saham lalu membuat keputusan menjual atau membeli saham tertentu diharapkan bisa memberikan manfaat bagi investor untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga saham yang terjadi. Manfaat yang diperoleh investor dari kenaikan harga saham dikemudian hari disebut juga sebagai capital gain.
Dalam memilih saham terbaik atau ( superior ), investor bisa melakukan analisis secara individual ataupun dengan memanfaatkan jasa konsultasi analisis saham. Jika investor mempunyai akses informasi yang baik dan kemampuan yang baik untuk menganalisis saham dan memilih saham, investor bisa melakukan pemilihan saham secara individual. Tetapi ada kalanya investor lebih menyukai penggunaa jasa analisis saham profesional untuk memperoleh nasihat dan rekomendasi keputusan terbaik tentang saham apa saja yang harus dipilih dan tindakan apa yang harus dilakukan terhadap saham tersebut.

ROTASI SEKTOR
Strategi ini biasanya dilakukan oleh investor yang berinvestasi pada saham-saham di dalam negara saja. Dalam hal ini investor bisa melakukan dua cara berikut :
Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yg bergerak pada sektor tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi dikemudian hari. Hal ini dilakukan jika investor yakin bahwa suatu saham pada sektor tertentu akan memberikan return yg lebih tinggi dibanding return pasar.
Melakukan modifikasi/perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada sektor industri yg berbeda-beda, untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi, pertumbuhan dan nilai saham perusahaan. Investor akan meningkatkan bobot portofolionya pada saham-saham industri yang berprospek cerah dimasa datang dan akan mengurangi bobot portofolionya pada saham sektor industri yg berprospek kurang baik.
Reilly dan brown (1997) mengkategorikan saham-saham persektor industri menjadi 5, sebagai berikut:
Saham-saham sektor finansial (financial stock excel).
Saham-saham sektor barang-barang konsumen tahan lama (consumer durables excel).
Saham-saham sektor barang modal (capital goods excel).
Saham-saham sektor industri dasar (basic industrie excel).
Saham-saham sektor barang-barang kebutuhan pokok (consumer staples excel).
Sebagai contoh, misalnya investor mempertimbangkan untuk membeli saham-saham sektor finansial. Salah satu karakteristik saham sektor finansial adalah kepekaannya terhadap perubahan suku bunga, di mana harga saham sektor finansial akan berhubungan terbalik dengan tingkat bunga. Artinya, jika tingkat bunga mengalami peningkatan, maka harga saham sektor ini justru akan turun. Kondisi ini dalam gambaran siklis ekonomi biasanya terjadi pada perekonomian yg mulai memasuki siklis menurun. Pada situasi seperti ini suku bunga biasanya akan meningkat dan berakibat pada perekonomian yg mulai memasuki siklis menurun. Pada situasi seperti ini suku bunga biasanya akan meningkat dan berakibat pada menurunnya harga sahamsektor finansial. Dengan demikian investor yg cerdik akan membeli saham sektor tersebut, karena harganya relatif rendah. Hal ini dilakukan dengan harapan jika tingkat suku bunga sudah mulai menurun, maka perusahaan sektor financial (misalnya bank, perusahaan simpan pinjam atau perusahaan sekuritas) akan mengalami peningkatan earning dan hal ini mengakibatkan harga sahamnya meningkatkan.
Keberhasilan penerapan strategi rotasi ini sangat tergantung dari kemampuan investor untuk memahami kondisi ekonomi yang sedang terjadi dan juga kemampuan investor untuk meramalkan kondisi yang akan terjadi. Pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang siklis ekonomi yang sangat membantu efektivitas penerapan strategi ini karena kunci strategi ini adalah bagaimana investor bisa mengantisipasi perubahan kondisi ekonomi yang terjadi dan mengambil manfaat perubahan tersebut.

STRATEGI MOMENTUM
Harga investor akan mencari momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang bisa terjadi bisa memberikan keuntungan bagi investor melalui atau membeli saham. Ide dasar strategi ini adalah adanya kenyataan bahwa pada waktu-waktu tertentu harga pasar saham akan merefleksikan penggerakan earning ataupun pertumbuhan perusahaan. Dalam strategi ini investor akan mencari momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham.
Berbagai teknik untuk mencari momentum yang tepat dalam portofolio saham bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan membuat peta penggerakan harga saham selama beberapa waktu untuk meramalkan apa yang akan tetjadi pada harga saham tersebut di kemudian hari. Jika harga-harga saham diperkirakan akan meningkat maka investor akan meningkatkan bobot portofolionya pada investasi portofolio saham. Investor akanm menginvestasikan uang yang dimilikinya pada portofolio saham karena lebih menguntungkan dibanding alternatif lain. Demikian pula sebaliknya, jika diperkirakan harga saham akan menurun maka investor akan memindahkan investasinya dari portofolio saham alternatif investasi lainnya.
Berbagai teknik kuantitatif yang lebih canggih dengan penggunaan untuk menentukan teknologi komputer sudah mulai dipergunakan untuk menentukan waktu yang paling tepat untuk membeli atau menjual saham. Data yang telah terjadi dipakain untuk mencari pola perggerakan saham dan mencari saham dan mencari hubungan sebab akibat antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Tetapi, penggunaan teknologi komputer ini pun sebenarnya masih mengandung kelemahan sehubungan dengan penggunaan data-data historis. Menggunakan data-data historis yang telah terjadi untuk meramalkan kejadian dimasa yang akan datang secara implisit menganggap bahwa apa yang telah terjadi di masa lalu akan sama dengan yang akan terjadi di masa datang.
Dalam kenyataan strategi penentuan momentum harga saham merupakan isu yang masih kontroversial. Strategi ini memang populer digunakan oleh para praktisi, tetapi pertanyaannnya adalah seberapa akuratkah metode ini mampu meramalkan apa yang akan terjadi di kemudian hari. Bagi kalangan akademisi, fenomina seperti ini sangat menarik untuk dipelajari dan sangatb diperlukan penelitian impiris tentang subyik ini untuk membutikan apakah strategi tersebut merupakan strategi yang layak dipakai atauklah hanya suatu kebetulan.




RESIKO PORTOFOLIO
Menurut Mohamad Samsul (2006;305) Risiko fortofolio adalah risiko investasi dari sekelompok saham dalam portofolio atau sekelompok instrument keuangan dalam portofolio. Risiko portofolio dapat dihitung sebagai risiko harian, risiko mingguan dan risiko bulanan dan risiko tahuanan. Jika dihitung sebagi risiko harian, maka dasar perhitungannya adalah data harian, dan jiak dihitung sebagai risiko bulanan, maka data yang digunakan sebagai dasar perhitungan nya adalah data bulanan. Terdapat dua ukuran yang digunakan sebagai risiko, yaitu (1) deviasi standard an (2) beta saham. Deviasi standar menggambarkan gejolak return saham dan return rata-rata. Gejolak return tersebut dapat bersifat positif , yaitu berada diatas return rata-rata, atau bersifat negative yaitu berada dibawah return rata-rata.

0,14
0,12 R rata-rata
-0,10 p


Return portifolio naik dan turun sangatb tipis, yaitu berada antara 11 % dan 13 . hal ini dapt berarti bahwa harga saham yang ada dalam portofolio juga bergerak naik turun sangat tipis yaityu 1%.
Rp
0,18
0,12 RP rata-rata
-0,06 p

Return Portofolio naik dan turun lebih bergejolak, yaitu berada anatar 18% dan 6%. Hal ini dapat berarti bahwa harga saham yang ada dalam portofolio juga bergerak naik turun sekitar 6% dari return rata-rata. Semakin besar I semakin tinggi resikonya. Return bergerak antara 12% ± 6%.
Sekarang perhatikan contoh beta portofolio yang digambarkan dibawah ini :
βp
βp > 1
βm > 1




βp

βm > 1
βp > 1



Dari kedua gambar tersebut terlihat bahwa jika βp = 1,5, maka return portofolio 1,5 kali return paar. Semakin besar beta potorfolio semakin bergejolak return portofolio dibandingkan return pasar, atau semakin tinggi resiko investasi portofolio. Jika βp = -2,0 maka return portofolio 2 kali return pasar. Apabila return hari ini adlah 2 % maka kerugian return portofolio =2 x 2 %= 4%. Apabila return pasar negative 1,5 , maka return portofolio = 3%, yaitu -2 x -1,5 % = +3%
Seperti yang telah disebutkan, tolok ukur risiko dapat berupa standard an beta saham. Beta sham juga digunakan dalam mengentimasi return saham dengan metode capital assets pricing model (CAPM).

Menurut Dr.Jogiyanto H. M.,M.B.A.,Akt (2003;180) Portofolio efisien adalah portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yg sudah pasti atau portofolio yg mengandung risiko terkecil dengan tingkat return ekspektasi yg sudah pasti.
Portofolio Optimal berdasarkan model Markowitz.
Model Markowitz menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut ini.
Waktu yg digunakan anya sat periode.
Tidak ada biaya transaksi.
Preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari portofolio.
Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko.















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi aktif dalam pembentukan portofolio saham pada dasarnya bisa menggunakan dua pendekatan dalam analisis saham, yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan analisis teknikal. Pendekatan fundamental adalah pendekatan untuk menganalisis suatu saham dengan berdasarkan pada data-data perusahaan seperti earning, dividen, penjualan dan lainnya. Sedangkan, analisis teknikal merupakan pendekatan untuk mencari pola pergerakan harga saham yang bisa dipakai untuk meramalkan pergerakan harga saham dikemudian hari.
STRATEGI PASIF
Dalam konsep pasar modal yang efisien dikatakan bahwa jika pasar benar-benar efisien tidak akan ada satu investor pun yang bisa memperoleh return abnormal di atas return pasar. Konsep tersebut menghasilkan strategi pasif dalam portofolio saham.
STRATEGI AKTIF
Dalam investasi portofolio saham dengan strategi aktif, berbagai cara akan dilakukan investor untuk memperoleh return yang sebanding atau melebihi return pasar.
Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi return portofolio saham yang diperoleh melalui strategi pasif.
PEMILIHAN SAHAM
ROTASI SEKTOR








DAFTAR PUSTAKA
Tandelilin Eduardus, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi Edisi pertama, Kanisius.
Dr. Jogiyanto H.M.,M.B.A.,Akt., 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 3,Yogyakarta;BPFE-Yogyakarta.
Samsul Mohamad, 2006, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Jakarta;Erlangga .

Analisis laporan keuangan

Analisis laporan keuangan
1. Pengantar

Menganalisis laporan keuangan menggali lebih banyak informasi yang didukung suatu laporan keuangan. Sebagaimana diketahui dilaporan keuangan adalah media informasi yang merangkum aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil kepurusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut. Untuk menganalisis laporan keuangan maka diperlukan penguasaan terhadap.(sopyan syafry harahaf 2010 hal 1)

1. Cara menyusun laporan keuangan itu(proses akuntansi)
2. Konsef, sifat, karakteristik laporan keuangan atau akuntansi itu
3. Teknik analisisnya
4. Segmen, dan sifat bisinis itu sendiri, serta situasi lingkungan ekonomi baik internasional maupun nasional
Bagi analisis keuangan, salah satu alat penting dalam menjalankan dan melaksanakan fungsinya adalah laporan keuangan .
Keterbatasan laporan keuangan
Persepsi yang salah
Agar tidak salah dalam menggunkan laporan keuangan dalam kegiatan bisnis maupun dalam proses pengambilan keputusan, kita harus mengtahui sifat dan keterbatasan laporan keuangan. Kita harus mengetahui sifat dan keterbatasan laporan keuangan. Sering kita melihat dan membaca keluhan masyarakat terhadap laporan keuangan atau laporan akuntan. Mereka menyalahkan akuntan atau laporan keuangannya, seolah profesi ini sebenarnya tidak perlu. Semua keluhan ini sebenarnya disebabkan karena alasan.(sopyan syafry 2010 hal 9 -17)
1. Ketidaktahuan mereka terhadap sifat, fungsi, hakikat, maupun keterbatasan laporan keuangan;
2. Kesalahan oknum-oknum tertentu dalam profesi akuntan yang melakukan


Masalah2 pada analisis laporan keuangan
1. Data pembanding
Rasio2 keuangan pada suau perusahaan yang beroprasi di banyak bidang atau industri yang berbeda sulit dicarikan data perbandingkan. Pada umumnya data pembanding adlah berupa angka rata2 rasio keuangan. Kondisi rat2 bukanlah tujuan suatu perusahaan , oleh karena itu data pembanding papan atas pada industri tersebut.
Teori dan praktik manajmen keu
Lukas setia atmajam ph. D 2008 427

BENTUK – BENTUK LAPORAN KEUANGAN
A . NERACA
Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva,kewajiban, dan modal sendiri dari perusahaan pada tanggal/waktu tertentu. Atau dengan kata lain neraca berisi mengenai data –data informatif mengenai kondisi perusahaan pada waktu tertentu.
AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL
Aktiva terdiri dari bagian-bagian kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan baik kekayaan yang berwujud maupun kekayaan yang tidak berwujud . kewajiban terdiri dari kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggunga perusahaan baik berupa hutang dan maupun kewajiban-kewajiban lainnya. Modal merupakan sumber modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
Bentuk penyusunan neraca tebagi menjadi dua :
a. Bentuk rekening ( account form ), dalam bentuk ini aktiva ditempatkn disebelah kiri ,sedangkan passiva (kewajiban dan modal ) ditempatkan disebalkah kanan.
b. Bentuk laporan ( Report Form ), dalam bentuk ini aktiva ditempatkan dalam bagian atas sedangkan kewajiban dan modal ditempatkan dibawahnya secara vertikal.
B. LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini juga memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa dan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut. Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu ( umumnya satu tahun ). Singkatnya, laporan ini merupakan laporan aktifitas dan hasil dari aktifitas dan hasil dari aktifitas itu, atau merupakan ringkasan logis dari penghasilan dan biaya dari suatu perusahaan untuk periode tertentu. Laporan laba rugi jg terdiri dari beberapa pos, yaitu penghasilan,harga pokok,biaya usaha serta pos-pos penghasilan atau biaya lain.
Bentuk laporan laba rugi ada dua bentuk yaitu :
a. Multiple Step, penyusunan laporan laba rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari kelompok pendapatan maupun beban usaha, pendapatan luar usaha dan beban luar usaha . sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk ini dapat digunakan diperusahaan dagang atau industri.
b. Single step, dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha,dan pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo ( sisa) laba atau saldo ( sisa ) rugi Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa.
C. LAPORAN LABA DITAHAN
Laporan laba ditahan digunakan dalam perusahaan yang berbentuk perseroan, menunjukan suatu analisa perubahan besarnya bagian laba yang ditahan selama jangka waktu tertentu.
D. LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Laporan perubahan modal adalah suatu ikhtisar dalam perubahan modal yang terjadi selama jangka waktu tertentu ( periode tertentu ).
Hal – hal yang menyebabkan perubahan modal:
1) Adanya setoran tambahan / investasi dari pemilik
2) Adanya laba usaha
3) Adanya kerugian
4) Adanya pengambilan keputusan
E. LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang tunai ( kas) perusahaan.
( www.elearning .gunadarma.ac.id . tanggal 17 september 2011 jam 16.00 WITA )



Analisa perbandingan laporan keuangan
Menurut Munawir (2010;38) Neraca menunjukan aktiva, hutang dan modal perusahaan pada suatu saat tertentu, dengan demikian Neraca yang diperbandingkan (comparative balance sheet) menunjukan aktiva, hutang serta modal perusahaan atau pada tanggal tertentu untuk dua perusahaan yang berbeda. Dengan memperbandingkan neraca untuk dua tanggal atau lebih kan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi.
Perubahan-perubahan ini penting untk diketahui sebab akan men unjukkan sampai seberapa jauh perkembangan keadaan keuangan perusahaan, dimana perubahan-perubahan di dalam neraca dalam suatu periode mungkin disebabkan karena:
a. Laba atau rugi yang bersifat operasionil maupun insidetil.
b. Diperolehnya aktiva baru maupun adanya perubahan bentuk aktiva.
c. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang kesatu ke bentuk hutang lainnya.
d. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham, (adanya penambahan atau pengurangan modal).
Laporan rugi laba menunjukkan penghasilan-penghasilan yang diperoleh perusahaan, biaya-biaya yang terjadi serta laba atau rugi netto sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu, sehingga laporan rugi laba yang diperbandingkan menunjukkan penghasilan, niaya, laba atau rugi netto dari hasil operasi perusahaan dalam dua periode atau lebih.
Apabila lapora keuangan dianalisa dengan mengadakan perbandingan dari laporan-laporan selama beberapa periode, maka nanlisa yang demikian dinamakan analisa horizontal atau analisa dinamis. Sedang apabila laporan keuangan yang dianalisa yang hanya meliputi satu periode saja (hanya memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam satu laporan keuangan), analisa yang demikian itu disebut analisa vertical atau analisa statis.
Dengan mengadakan atau menggunakan analisa yang dinamis akan diperoleh hasil analisa yang lebih memuaskan, karena dengan laporan keuangan yang diperbandingkan untuk beberapa periode akan diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Dalam metode analisa perbandingan ini dapat ditunjukkan dalam :
a. Data absolute atau jumlah-jumlah dalam rupiah
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
c. Kenaikan atau penurunan dalam presentasi
d. Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio
e. Dinyatakan dalam presentasi dari total
Keuntungan utama dapat diketahuinya pertambahan atau pengurangan ini adalah bahwa perubahan yang besar akan terlihat dengan jelas, dan dapat segera diadakan penyelidikan atau analisa lebih lanjut dan menunjukkan sampai seberapa jauh perkembangan keadaan keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai.

ANALISIS RASIO KEUANGAN

Laporan keuangan suatu alat yang dapat menyampaikan atau mengkomunikasikan kondisi suatu perusahaan dimana perusahaan dapat semakin meningkat atau semakin menurun. Laporan keuangan juga menjadi focus penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyankut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Salah satu informasi penting dalam laporan keuangan adalah informasi laba menyatakan bahwa informasi laba pada umunya merupakan perhatian utama dari laporan keuangan dalam mengetahui kinerja manajemen. Informasi laba membantu pemilik atau pihak dalam mengestimasi kemampuan laba untuk mengambil keputusan investasi. Salah satu tolak ukur yang digunaka dalam penilaian kinerja perusahaan oleh pihak internal dan eksternal adalah laba.

Karena dianggap sebagai salah satu tolak ukur penilaian kinerja maka pihak manajemen berprilaku tidak semesti dalam hubungannya dengan laba yaitu dengan melakukan manajemen laba dalam penyusunan laporan keuangan.






TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas mingguan mata kuliah Analisis Laporan Keuangan dengan judul Ruang lingkup Laporan keuangan agar para Mahasiswa dan pemabaca dapat mengerti tentang seluk beluk laporan keuangan semoga bermanfaat untuk kita semua.

















BAB II
PEMBAHASAN
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Menurut Dwi prastowo (2008;80) Ratio merupakan teknik analisis laporan keuangan yg paling banyak digunakan. Ratio ini merupakan alat analisis yg dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan simptom (gejala-gejala yg tampak) suatu keadaan. Dalam hubungannya dengan keputusan yg diambil oleh perusahaan, analisis ratio ini bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yg telah di ambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya.
Keunggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio ini memiliki keuanggulan disbanding teknik analisis lainnya.
1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi
5. Menstandarisir ukuran perusahaan
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaandengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya
2. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti :
a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif
b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar.
c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio
d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio
4. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio.
5. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulakn kesalahan.
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Untuk mengukur kemampuan ini,biasanya menggunakan :
1) Angka ratio modal kerja
Menurut Munawir (2010;80) Ratio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja.

Modal Kerja = Total Aktiva Lancar-Total utang lancar

2) Current Ratio
Menurut Munawir (2010;72) Yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancer dengan hutang lancar.
Current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancer lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah daripada aktiva lancer dan sebaliknya. Jadi penganalisa sebelum membuat kesimpulan yang akhir dari analisa current ratio harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
a) Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancer
b) Data trend daripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk jangka waktu 5 tahun atau lebih dari waktu yang lalu.
c) Syarat yang diberikan oleh kreditor kepada prusahaan dalam mengadakan pembelian maupun syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam menjual barangnya.
d) Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar.
e) Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar.
f) Perubahan persediaan dalam hubungannya dengan volume penjualan sekarang atau di masa yang akan datang.
g) Kebutuhan jumlah modal kerja di masa mendatang.
h) Type atau jenis perusahaan.

Menurut Dwi Prastowo (2008;84)Elemen-elemen yang digunakan dalam perhitungan modal kerja dapat dinyatakan dalam ratio, yg membandingkan antara total aktiva lancar dan utang lancar, yg dihitung dengan formula sbb:

Current Ratio (CR) = Aktiva Lancar (AL)
Utang Lancar (UL)

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar. Sedangkan utang lancar menggambarkan yg harus dibayar dan diasumsikan semua utang lancar benar-benar harus dibayar.

3) Acid-test Ratio (Quick Ratio)
Menurut Munawir (2010;74) Rasio ini sering juga disebut sebagai quick ratio yaitu perbandingan antara (aktiva lancar-persediaan) dengan hutang lancar.Rasio ini lebih tajam daripada current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan atau diuangkan) dengan hutang lancar. Jika current ratio tinggi tapi quick rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan.

Menurut Dwi prastowo (2008;85) Pada ratio ini pos persediaan dan persekot biaya dikeluarkan dari total aktiva lancar, dan hanya menyisakan pos-pos aktiva lancar yg likuid saja yg akan dibagi dengan utang lancar. Dapat dihitung dgn formula sbb:

Quick Ratio (QR) = Aktiva Lancar(AL) – Persediaan – Persekot Biaya
Utang Lancar

Quick Ratio dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau terlalu bergantung pada persediaannya. Persediaan tidak bisa sepenuhnya di andalkan, karena persediaan bukanlah sumber kas yg bisa segera diperoleh, dan bahkan mungkin tidak mudah dijual pada kondisi ekonomi yg lesu.

4) Perputaran Piutang ( Account Receivable Turnover)
Menurut Munawir (2010;75) Makin tinggi ratio (turn over) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalu ratio sewmakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.
Menurut Dwi prastowo (2008;86) Ratio perputaran piutang dan jumlah hari piutang ini dihitung dengan cara sebagai berikut:
Perputaran Piutang = Penjualan (kredit)
Rata-rata piutang

Jumlah hari piutang = Jumlah hari pertahun
Perputaran Piutang

5) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Menurut Munawir (2010;77) Turn over persediaan adalah merupakan ratio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan.
Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan baramg dagangan diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti). Unruk mengetahui rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun dengan turn over dari persediaan tersebut.
Menurut Dwi prastowo (2008;87) Ratio perputaran persediaan dan jumlah hari persediaan ini dihitung dengan cara sebagai berikut:

Peputaran Persediaan = Harga pokok penjualan
Rata-rata persediaan

Jumlah hari Persediaan = Jumlah hari pertahun
Perputaran persediaan

2. Rasio Leverage
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010;306-307)Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal ( equity ). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang. Rasio ini bisa juga dianggap bagian dari rasio Solvabilitas.
1) Total Debt To Total Asset Ratio
Debt Ratio = Total Hutang
Total Aktiva
2) Debr To Equity Ratio
Debt to Equity Ratio = Total Hutang
Modal Sendiri
3) Time Interest Earned Ratio
Time Interest Earned Ratio = Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Beban Bunga
4) Fixed Charge Coverage Ratio
Fixed Charge Coverage Ratio = EBIT+Bunga+Angsuran Lease
Bunga+Angsuran Lease


5) Debt Service Ratio
Debt Service Ratio = Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Bunga+Sewa+Angsuran Pokok Pinjaman
(1-Tarif Pajak)

3. Rasio Aktivitas
Menurut Soyan Syafri Harahap (2010;308-309) Rasio ini menggambarkan aktivitas yamg dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
Rasio ini antara lain adalah :
a. Inventory Turn Over
Inventoru Turn Over = Harga pokok penjualan
Rata-rata persediaan barang
Rasio ini menunjukan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat. Rata-rata persediaan dihitung dengan cara :
Persediaan awal + persediaan akhir
2
b. Receivable Turn over
Receivable Turn over = Penjualan kredit bersih
Rata-rata piutang
Rasio ini menunjukkan berapa cepat penghasilan piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Receivable turn over ini dapat dikonversikan ke hari. Caranya yaitu :

360
Rasio Turn over piutang
c. Fixed Aset Turn over
Fixed Aset Turn over = Penjualan
Aktiva tetap bersih
Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi.
d. Total Aset Turn over
Total Aset Turn over = Penjualan
Total Aset
Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
e. Periode penagihan piutang
Periode penagihan piutang = Piutang (rata-rata)
Penjualan per hari
Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek peroiodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan informasi yang digambarkan Receivable Turn Over.

4. Rasio Profitabilitas
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010;304-305)Rasio Rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemamapuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio.
Beberapa jenis rasio rentabilitas ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Margin Laba ( Profit Margin ) = Pendapatan bersih
Penjualan
Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

b. Asset turn over = Penjualan Bersih
( return on asset ) Total Aktiva
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini bearti bahwa kativa dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.

c. Return of Investment = Laba Bersih
( return of Equity ) Rata – rata modal ( equity )
Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.

d. Return on Total Asset = Laba Bersih
Rata – rata total asset
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

e. Basic Earning Power = Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik.
f. Earning per share = Laba bagian saham bersangkutan
Jumlah saham
Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.
g. Contribution Margin = Laba Kotor
Penjualan
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya – biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba.
h. Rasio rentabilitas ini juga bisa digambarkan dari segi kemampuan karyawan, cabang aktiva tertentu dalam meraih laba. Misalnya kemampuan karyawan per kepala meraih laba dapat dihitung :
Jumlah laba
Jumlah karyawan

Tapi rasio ini dapat juga digolongkan sebagai rasio produktivitas.

5. Standar Rasio Industri
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010;313)Rasio ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang ingin menilai prestasinya serta lembaga lain yang ingin mengatur industry itu serta para analis dan investor. Di Indonesia kendati punbelum banyak memberikan standar angka atau rasio-rasio laporan keuangan sudah didirikan yaitu PT.Perfindo (Perusahaan Peringkat Indonesia). Kebanyakan jasanya baru memberikan peringkat kepada perusahaan atau investor yang masuk di pasar modal. Perusahaan atau lenmbaga lain yang sejenis sudah ada yang bergerak di bidang ini seperti PDBI (PusAt Data Bisnis Indonesia) lembaga-lembaga riset namun belum memenuhi kebutuhan kita untuk mendapatkan rasio-rasio yang cocok untuk menjadi Yardistick dalam menilai prestasi perusahaan.

6. Analisis Rasio dilihat dari sudut pandang manajemen
Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
7. Analisis Rasio dilihat dari sudut pandang pemilik
Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran.
8. Analisis Rasio dilihat dari sudut pandang pemberi pinjaman
Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Ratio merupakan teknik analisis laporan keuangan yg paling banyak digunakan. Ratio ini merupakan alat analisis yg dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan simptom (gejala-gejala yg tampak) suatu keadaan. Dalam hubungannya dengan keputusan yg diambil oleh perusahaan, analisis ratio ini bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yg telah di ambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya.
1. Rasio Likuiditas: Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek.
2. Rasio Leverage: Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset
3. Rasio Aktivitas: Rasio ini menggambarkan aktivitas yamg dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
4. Rasio Profitabilitas: Rasio Rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya
5. Standar Rasio Industri: Rasio ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang ingin menilai prestasinya serta lembaga lain yang ingin mengatur industry itu serta para analis dan investor.
6. Analisis Rasio dilihat dari sudut pandang manajemen: Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
7. Analisis Rasio dilihat dari sudut pandang pemilik: Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas.
8. Analisis Rasio dilihat dari sudut pandang pemberi pinjaman: Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini).

DAFTAR PUSTAKA

Prastowo Dwi, 2008, Analisis Laporan Keuangan konsep dan aplikasi Edisi kedua, Yogyakarta; Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Munawir, 2010, Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta;Liberty
Harahap, Sofyan Syafri. 2010, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja wali Pers
http://dwiermayanti.wordpress.com/2011/06/10/analisis-rasio-keuangan/
http://hadiborneo.wordpress.com/2011/07/19/analisis-rasio-keuangan/

Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan suatu alat yang dapat menyampaikan atau mengkomunikasikan kondisi suatu perusahaan dimana perusahaan dapat semakin meningkat atau semakin menurun. Laporan keuangan juga menjadi focus penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyankut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Salah satu informasi penting dalam laporan keuangan adalah informasi laba menyatakan bahwa informasi laba pada umunya merupakan perhatian utama dari laporan keuangan dalam mengetahui kinerja manajemen. Informasi laba membantu pemilik atau pihak dalam mengestimasi kemampuan laba untuk mengambil keputusan investasi. Salah satu tolak ukur yang digunaka dalam penilaian kinerja perusahaan oleh pihak internal dan eksternal adalah laba.
Karena dianggap sebagai salah satu tolak ukur penilaian kinerja maka pihak manajemen berprilaku tidak semesti dalam hubungannya dengan laba yaitu dengan melakukan manajemen laba dalam penyusunan laporan keuangan.








TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas mingguan mata kuliah Analisis Laporan Keuangan dengan judul Ruang lingkup Laporan keuangan agar para Mahasiswa dan pemabaca dapat mengerti tentang seluk beluk laporan keuangan semoga bermanfaat untuk kita semua.
















ANALISIS TREND
Menurut Dwi Prastowo (2008;66) bila suatu pembandingan laporan keuangan meliputi lebih dari 3 tahun, maka teknik pembandingan dari tahun ketahun menjadi tidak praktis. Cara terbaik yg dapat dipilih adalah dengan menggunakan teknik analisis trend/indeks.
Analisis trend merupakan salah satu teknik analisis laporan keuangan dan termasuk metode analisis horizontal. Analisis ini menggambarkan kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode (dari tahun ketahun). Pada tenik analisis ini, data laporan keuangan untuk beberapa periode dinyatakan dalam satuan persentasi atas dasar tahun dasar. Neraca dan laporan laba rugi yg disusun dalam persentasi trend dapat memberikan informasi mengenai tingkat pertumbuhan masing-masing pos laporan keuangan dari tahun ketahun.
Menurut Munawir (2010: 55-56) Analisa dengan trend ratio akan dapat menunjukkan suatu pos itu mempunyai kecenderungan atau arah yang menurun, meningkat atau tetap serta menunjukkan apakah kecenderungan atau tendensi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. Tetapi di dalam menggunakan teknik analisa trend dalam presentasi ini harus diingat pula hubungan antara angka-angka dalam trend dengan data absolutnya, karena adanya beberapa kemungkinan sebagai berikut:
1. Tahun yang telah dipilih sebagai dasar mungkin tidak resentip, misalnya jumlah kas yang tercantum dalam tahun dasar Rp 4.500.000,- sedangkan jumlah kas dalam waktu-waktu berikutnya tidak pernah lebih dari Rp 2.000.000,-. Ini berarti bahwa tahun dasar tidak mencerminkan cirri akan menunjukkan keadaan yang extreme, sedangkan sesungguhnya tidak demikian adanya.
2. Suatu pos telah naik dari Rp 10,- menjadi Rp 20,- dan pos yang lain dan dari Rp 100.000,- menjadi Rp 200.000,-. Kedua pos ini dalam presentasi telah naik dengan 100% meskipun dalam hal yang pertama kenaikan itu tidak penting artinya.
3. Biasanya di dalam menganalisa suatu perubahan, maka perubahan dengan jumlah 100% mendapatkan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan perubahan yang dalam presentasikecil misalnya hanya 10%, padahal dalam beberapa hal tertentu hal demikian tidaklah tepat. Misalnya kenaikan persekot biaya telah naik dengan 100% sedangkan persediaan hanya naik 10%, jelas hal ini perubahan persediaan harus mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan perubahan persekot biaya.
4. Trend dalam persentasi menunjukkan tendensi yang tidak menguntungkan, padahal apabila dilihat dalam angka absolutnya tidaklah demikian. Misalnya hutang telah naik dengan 100% dan modal sendiri naik dengan 50%, tetapi apabila dilihat jumlah rupiahnya ternyata bahwa hutang telah naik dari Rp 10.000,- menjadi Rp 20.000,- sedangkan modal telah naik dari Rp 100.000,- menjadi Rp 150.000.-.
Oleh karena itu di dalam menganalisa dengan menggunakan trend atau perubahan yang dinyatakan dalam presentasi, perlu pula mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi dalam angka absolutnya atau jumlah rupiahnya serta tendensi-tendensi yang ada ataupun hubungan antara pos-pos yang ada. Agar trend itu dapat diperbandingkan maka harus dipenuhi beberapa syaratnya, antara lain bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan pada waktu melakukan pencatatan akuntansi dilakukan secara konsisten dalam tahun-tahun yang bersangkutan, dan selama periode yang bersangkutan tidak terjadi perubahan nilai uang atau kenaikan harga-harga yang amat berbeda (inflasi maupun deflasi).
Menurut Sofyan Harahaf (2010;244-245) Analisis trend ini bertujuan untuk mengetahui tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan suatu perusahaan di masa yang akan datang baik kecenderungan naik, turun maupun tetap . tekhnik analis ini biasanya digunakan untuk menganalisis laporan keuangan yang meliputi minimal 3 periode atau lebih. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan perusahaan melalui rentang perjalan waktu yang sudah lalu dan memproyeksi situasi masa itu kemasa yang berikutnya. Berdasarkan data hostoris itu dicoba melihat kecenderungan yang mungkin akan muncul dimasa yang akan datang. Analisi tren ini bermanfaat menilai situasi “ tren” perusahaan yang telah lalu serta dapat memprediksi tren perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan garis tren yang sudah terjadi itu. Untuk melakukan analisi time series berindeks ( untuk hal hal tertentu bisa dipakai dalam tekhnis tren ) ini, kita dapat melakukannya melalui :
a) Metode statistik denga cara menghitung garis tren dari laporan keuangan beberapa periode;
b) Menggunakan angka indeks
Dalam bab ini kita menggunakan metode angka indeks. Langkah – langkah untuk melakukan analisis tren berindeks ini adalah sebagai berikut:
• Menentukan tahun dasar. Tahun dasar ini ditentukan dengan melihat arti suatu tahun bisa pendirian, tahun perubahan, atau reorganisasi, dan tahun bersejarah lainnya. Pos – pos laporan keuangan tahun dasar dicatat sebagai indeks 100.
• Menghitung angka indeks tahun – tahun lainnya dengan menggunakan angka pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyebut.
• Memprediksi kecenderungan yang mungkin bakal terjadi berdasarkan arah dari kecenderungan historis pos laporan keuangan yang dianalisis.
• Mengambil keputusan mengenai hal – hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan itu.
Menurut Dwi Prastowo (2008: Berikut ini diilustrasikan laporan laba-rugi yg disusun dalam persentase trend(cara yg sama juga berlaku untuk neraca):

Dengan hanya melihat pada data ini, dapat dikatakan bahwa selama lima tahun, baik penjualan maupun laba bersih mengalami kenaikan. Pertanyaannya, seberapa cepatkah penjualan mengalami kenaikan, dan apakah kenaikan laba bersih telah sesuai dengan kenaikan penjualannya? Bila hanya melihat pada data tersebut, pertanyaan ini sulit dijawab.
Kenaikan penjualan dan laba bersih dapat ditempatkan dalam suatu perspektif yg tepat, dengan menyatakan kembali pos-pos tersebut ke dalam persentase trend. Laporan laba-rugi ini bila dinyatakan dalam persentase trend, dengan tahun dasar tahun 1997 menjadi sbb:

Saldo masing-masing pos pada tahun dasar (untuk kasus ini thn 1997) dinyatakan dalam persentase trend sebesar 100%, sedangkan saldo pos yg sama untuk tahun-tahun selanjutnya dinyatakan dalam persentase atas dasar tahun dasar.
Jadi untuk pos penjualan tahun 1999 misalnya, bila dinyatakan dalam persentase menjadi:
= Saldo Pos Penjualan pada tahun 1999

Saldo Pos Penjualan pada tahun 1997 (Tahun dasar)
= Rp 130.000,00
Rp 100.000,00
= 130%
Dari analisis, tampak bahwa tingkat pertumbuhan penjualan selama lima tahun terakhir stabil, yaitu sebesar 15% per tahun. Pertumbuhan penjualan ini ternyata tidak proporsional dengan tingkat pertumbuhan laba bersih, yang justru cenderung menurun (khususnya sejak tahun 1999). Penurunan tingkat pertumbuhan laba bersih ini disebabkan oleh naiknya tingkat pertumbuhan pada pos biaya, khususnya tahun 1999.
ANALISIS COMMON-SIZE (PERSENTASE PER-KOMPONEN)
Dalam menganalisis laporan keuangan, sebaiknya dihitung pula proporsi suatu kelompok atau sub-kelompok yang salah satu kelompoknya dibahas. Pada neraca misalnya, aktiva di anggap bernilai 100% dan tiap pokok atau pos pada kategori aktiva ini dinyatakan dalam persentase dari total aktiva. Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya. Teknik analisis, dengan cara menyusun laporan keuangan seperti ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (common-size statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut:
1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2. Struktur modal (komposisi passiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Apabila Neraca dalam persentase per-komponen ini disusun secara komparatif (misalnya 2 tahun berturut-turut), dapat memberikan informasi mengenai perubahan komposisi, baik komposisi investasi maupun struktur modal. Laporan laba-rugi yang disusun dalam persentase per-komponen (common-size percentage) dapat menggambarkan distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan kepada masing-masing elemen biaya dan laba. Sementara apabila disusun secara komparatif, dapat menggambarkan perubahan distribusi tersebut.
Menurut (Munawir 2010:58-59) Teknik-teknik analisa laporan keuangan seperti yang telah diuraikan di atas, mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu bahwa penganalisa tidak bias membandingkan atau tidak memperoleh gambaran tentang perubahan-perubahan dalam masing-masing pos dari tahun ketahun dalam hubungannya dengan total aktiva atau total perubahan.
Hal semacam ini akan benar-benar dirasakan dalam hal kalau akan membandingkan bagaimana proporsi suatu pos dari suatu perusahaan untuk dua waktu yang berbeda, atau untuk mencoba membandingkan pos yang sama pada waktu yang sama untuk dua perusahaan atau dua lebih yang sejenis tanpa ada suatu dasar umum sebagai dasar umum sebagai dasar pembanding apabila dihubungkan dengan data absolute. Misalnya uang kas telah mengalami kenaikan dari Rp 2.000.000,- menjadi Rp. 3.000.000,- atau 50%. Apakah kenaikan ini benar-benar besar dan berarti? Hal ini tidak akan dapat diketahui tanpa melihat proporsi uang kas tersebut terhadap total aktivanya.
Apabila laporan keuangan disajikan dalam persentase-persentase, yaitu persntase dari masing-masing pos aktiva terhadap total pasivanya serta pos-pos rugi-laba terhadap total penjualan nettonya, maka akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding. Laporan yang disajikan atas dinyatakan dalam prosentase-prosentase ini disebut coomon size statement atau “Laporan dengan prosentase per komponen” karena tiap-tiap komponen atau pos dinyatakan dalam prosentase.
Metode untuk merubah jumlah-jumlah rupiah dalam suatu lapoaran keuangan menjadi prosentase-prosentase tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Nyatakan total aktiva, total pasiva, serta total penjualan netto masing-masing dihitung 100%
2. Hitunglah ratio dari tiap-tiap pos komponen dalam lapoaran tersebut dengan cara membagi jumlah rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan total aktivanya, jumlah rupiah masing-masing pos rugi-laba dengan total penjualan nettonya, dikalikan 100%
Menurut (Sofyan syafri Harahap): Tekhnik ini menggunakan pola penyederhanaan angka –angka yang terdapat dalam laporan keuangan atau bisa juga disebut “ pengawaman “ laporan keuangan. Proses ini juga memerlukan angka dasar yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan angka konversi. Tanpa mengabaikan angka lain, biasanya untuk neraca dipakai total aset atau total utang dan modal akan dipersentasikan ke angka total aset tadi dan pos – pos aset akan dipersentasikan ke angka total aset tadi dan pos – pos utang dan modalakan dipersentasikan ketotal utang dan modal itu. Dengan demikian, neraca akan menjadi angka – angka awam dalam bentuk persentase ketotal aset.
Sama halnya dengan laporan laba/rugi. Tanpa meremehkan angka pos lain biasanya yang menjadi pos dasar adalah penjualan. Angka penjualan dianggap 100% sehingga komponen pos laba/rugi dibawahnya dikaitkan dengan angka penjualan di konversikan ke angka persentasi. Sehingga semua pos laba/rugi dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan penjualan.
Angka – angka laporan keuangan dalam bentuk awam atau persentasi ini tentu bisa dibandingkan baik secara periodik dengan perusahaan lain, maupun dengan “indutrial norm” jika ada. Analisi common size ini dilakukan untuk melihat struktur keuangan baik dari daftar neraca, laba/rugi, atau arus kas untuk melihat struktur keuangan ini maka laporan keuangan dikonversikan ke bentuk persentase dengan mengaitkannya dengan pos penting. Pos penting itu misalnya penjualan untuk laba/rugi, pos total aktiva untuk neraca. Laba/rugi bentuk common stock. Struktur laba/rugi dapat menunjukkan persentase pos terdahulu dari pos utama. Misalnya persentase dari penjualan, persentase laba kotor atas penjualan, biaya operasi, dan sebagainya.
Dengan melihat persentase ini kita dapat mengetahui struktur laba/rugi perusahaan dan juga dibandingkan dengan struktur perusahaan lain yang sejenis atau rasio rata – rata industri. Dari laporan bentuk awam ini, pembaca dapat lebih terfokus menganalisi struktur laba/rugi perusahaan tahun demi tahun serta melihat perkembangannya dan juga arah kecenderungannya. Dari gambaran di atas dapat dilihat bahwa laba tahun1992 naik, kemudian turun lagi dan kembali ada kecenderungan naik ditahun – tahun setelah 1996. Biaya operasi juga dapat dilihat cenderung turun karena mungkin ada efisiensi dan penghematan lainnya. Dalam bentuk lain,laporan bentuk awam ini dapat juga dibandingkan dengan perusahaan lain atau rasio rata – rata industri.
Dengan menbandingkan laporan bentuk awam di atas denga laporan laba/rugi bentuk awam rata – rata industri, kita dapat menilai posisi PT. LOSSO dalam konteks industri sejenisnya. Dari angka – angka ini, perusahaan dapat lebih memfokuskan perhatian pada upaya memperbaiki prestasi yg rendah ( biaya operasi ) dan meningkatkan prestasi yang baik ( harga pokok produksi dan rentabilitas ). Analisis bisa menelusuri pos biaya mana dari yang boros itu perlu ditekan lagi.
Neraca bentuk common size
Struktur neraca dapat melihat persentase pos tertentu dengan pos utama lainnya misalnya persentase aktiva lancar dengan total aktiva, aktiva tetap,aktiva lain, utang lancar, utang jangka panjang, modal dan sebagainya.
Struktur neraca atau posisi keuangan ini dapat juga dilihat dengan membandingkannya dengan strktur neraca rata – rata industri.
Dari perbandingan ini kita bisa melihat posisi struktur keuangan neraca perusahaan dibandingkan dengan rata – rata struktur keuangan neraca perusahaan lain.
Laporan bentuk arus kas bentuk common size
Struktur arus kas bisa menggambarkan dari mana dan kemana kas dimanfaatkan selama suatu periode tertentu. Biasanya dengan mengelompokkanya dalam kegiatan operasi, investasi, dan pembiyaan.
Bentuk awam ( common size ) dari kas ini masih jarang di baca dalam literatur namun sebenarnya bisa kita buat juga dengan menentukan pos yang dianggap sebagai dasar perbandingan. Misalnya bisa digunakan arus kas dari kegiatan operasi sebagai “ basis” yang di denominasi menjadi 100%, sehingga arus kas lainnya diukur dari basis ini.
Dari laporan bentuk awam seperti ini kita bisa melihat kaitan arus kas kelompok lain dibandingkan dengan arus kas dari kegiatan operasi biasa. Sebagaimana bentuk laporan lain, laporan ini bisa juga dibandingkan dengan rata – rata industri ataupaun industri yang berhasil lainnya. Dari laporan di atas dapat kita lihat bahwa pada tahun 1994 perusahaan melakukan investasi dari tahun 1995 dan 1996 melakukan investasi.
Menurut Dwi Prastowo (2008;Menurut DIlustrasi sederhana analisis dalam persentase per-komponen (common-size) ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:


Cara perhitungan persentase per-komponen adalah sebagai berikut:
1. Pos-pos di dalam neraca dikategorikan menjadi dua, yaitu Aktiva dan Passiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva dan total passiva) dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk pada masing-masing kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau passiva(kategori). Jadi pos Kas yang 31 Desember 2000 bersaldo Rp 1.300,00 bila dinyatakan dalam persentase komponen menjadi :
= Saldo Kas
X 100%
Total Aktiva
= Rp 1.300,00
X 100%
Rp 14.000,00
= 9,29%

2. Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (Total penghasilan dinyatakan sebesar 100%). Jadi pos harga pokok penjualan tahun 2001 yang bersaldo Rp 60.000 bila dinyatakan dalam persentase per-komponen menjadi:


= Saldo Harga Pokok Penjualan
X 100%
Total penghasilan
= Rp 60.000,00
X 100%
Rp 200.000,00
= 30%
Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa selama dua tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnya kas,persediaan) maupun passiva (misalnya utang jangka panjang). Sementara dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan kepada harga pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya (pemasaran, administrasi dan bunga) secara total mengalami kenaikan.
Evaluasi Terhadap Common Size Statement
1. Laporan dengan prosentase per komponen menunjukkan prosentase dari total aktiva yang telah di investasikan dalam masing-masing jenis aktiva.
2. Laporan dengan cara ini juga menunjukan distrubusi daripada hutang dan modal, jadi menujukkan sumber-sumber dari mana dana yang di investasikan dalam aktiva tersebut.
3. Prosentase perkomponen terdapat dalam neraca akan merupakan prosentase dari perkomponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke tahun hanya akan menujukkan trend dari pada hubungan, dan tidak menujukkan ada atau tidaknya perubahan secara absolute.
4. Laporan dengan prosentase perkomponen dalam hubungannya dengan lapoaran rugi-laba menujukkan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap-tiap individu biaya prosentase yangmasih tersedia untuk income.





BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Menurut Dwi Prastowo (2008;66) Analisis trend merupakan salah satu teknik analisis laporan keuangan dan termasuk metode analisis horizontal. Analisis ini menggambarkan kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode (dari thun ketahun). Pada tenik analisis ini, data laporan keuangan untuk beberapa periode dinyatakan dalam satuan persentasi atas dasar tahun dasar. Neraca dan laporan laba rugi yg disusun dalam persentasi trend dapat memberikan informasi mengenai tingkat pertumbuhan masing-masing pos laporan keuangan dari tahun ketahun.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (common-size statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut:
1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2. Struktur modal (komposisi passiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.








DAFTAR PUSTAKA

Prastowo Dwi, 2008, Analisis Laporan Keuangan konsep dan aplikasi Edisi kedua, Yogyakarta; Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Munawir, 2010, Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta;Liberty
Harahap, Sofyan Syafri. 2010, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja wali Pers

USING INFORMATION TECHNOLOGY TO INTERNAL MARKET PLACE

Teknologi informasi (TI) merupakan bagian yang tak terpisahkan lagi bagi dunia usaha terutama dalam era globalisasi. Dalam menghadapi tata dunia yang tak mengenal batas geografphis ini, kebutuhan akan produk-produk TI menjadi kebutuhan dasar perusahaan agar dapat bertahan dalam kancah persaingan. Akan tetapi, masih banyak para manager maupun eksekutif yang belum memahami benar seluk beluk TI sehingga peran TI dalam perusahaan seringkali hanya merupakan faktor pelengkap dan “ikut-ikutan”.
TI seharusnya membuat kehidupan manusia lebih mudah dan lebih baik. Masih saja sering terdengar bahwa penggunaan TI di suatu perusahaan telah mengecewakan karena dengan investasi yang sangat besar tetap tidak memberikan keuntungan ekonomis yang memadai. Bukti nyata bahwa TI memberikan dampak yang sangat besar pada peningkatan produktifitas, efisiensi atau perluasan pasar kadang sulit dicari. Apa yang salah dengan dunia TI. Apakah teknologinya yang masih kurang sempurna. Atau penerapannya yang salah.
Ada beberapa tahapan pengunaan TI yang harus diketahui para manager.TI bukan hanya sekedar digunakan karena perusahaan lain menggunakan. Analisa secara detil perlu dilakukan untuk mengetahui perannya di perusahaan tertentu. Pada periode awal penggunaan TI, yang umumnya dimulai dengan penggunaan komputer, peningkatan efisiensi merupakan dampak yang paling dirasakan perusahaan-perusahaan.












1.2 RUMUSAN MASALAH
A. Mengetahui arti penting dari perdagangan elektronik
B. Menyebutkan manfaaat dan kendala-kendala dari perdagangan elektronik
C. Menjelaskan Strategi perdagangan yang ada melalui jaringan elektronik
D. Menjelaskan dan menyebutkan Teknologi perdagangan melalui jaringan elektronik
E. Menyebutkan Keuntungan dan Kerugian dari adanya perdagangan elektronik

1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Sistem Informasi manajemen yang berjudul Penggunaan Teknologi Dalam Pasar Internal dan agar setiap orang dapat mengerti apa itu sistem informasi manajemen.Tujuan penulisan makalah ini untuk mengajak para manajer menyadari peranannya dalam perkembangan dunia TI di Indonesia secara umum maupun peranannya secara khusus sebagai eksekutif dan planner di perusahaan. Semoga bisa bermanfaat










BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGGUNA DAN PENGEMBANGAN SISTEM
Sistem informasi yang ada dalam suatu organisasi yang berorientasi bisnis (perusahaan) sering dijadikan sebagai alat keuanggulan dalam bersaing (compatetive advantage) dengan para kompetiter. Organisasi yang konsen akan hal ini suah barang tentu akan terus mengupgrade sistem informasinya agar terus selalu mutakhir sehingga tidak tertinggal dengan perkembangan teknologi informasi yang actual. Kita maklum bawa perkembangan teknologi sangat cepat terjadi terutama dalam bidang teknologi informasi ( Teknologi komputer dan Telekomunikasi ), karena itu organisasi mau tidak mau harus senantiasa mengikuti dan mengadopsi teknologi terkini agar tidak tertinggal. Teknologi informasi yang terkini akan sangat memberikan dukungan yang signifikan terhadap kinerja (performace) sistem informasi yang dimiliki oleh suatu organisasi. Sistem informasi yang saat ini dikatakan paling canggih boleh jadi satu atau dua tahun ke depan justru akan menjadi sistem informasi yang tertinggal. Karenanya organisasi atau perusahaan harus terus mengembangkan sistem informasinya sesuai dengan perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi terkini.
Pengembangan sistem informasi dalam suatu oganisasi dapat dilakukan menggunakan pendekatan terstruktur, bisa juga menggunakan pendekatan alternatif seperti pengembangan yang dilakukan oleh pemakai sistem (end user development / end user computing). Ketepatan untuk memilih salah satu pendekatan di dalam pengembangan sistem ini akan sangat bergantung pada kebutuhan serta dampak dari pengembangan sistem itu sendiri.
Keputusan untuk melakukan pengembangan sistem informasi bisa dilalkukan secara
internal (insourcing) bisa juga dilakukan secara eksternal (outsorcing). Tentu saja ini
harus dilihat berdasarkan dampak dari sistem informasi yang akan dikembangkan dalam
suatu organisasi. Jika dampaknya sempit, yaitu hanya pada individu pemakai sistem yang
sekaligus pengmbang sistm itu saja, maka pengembangan dapat dilakukan oleh pemakai
sistem yang sering dikenal dangan istilah End User Development (EUD) atau End User
Computing (EUC).
Pengembangan sistem oleh pemakai sistem (end user computing)
merupakan suatu fenomena yang mulai terjadi terutama pada perusahaan-perusahaan
yang menghadapi persaingan yang ketat. Artinya perusahaan dihadapkan pada kondisi
persaingan yang cepat. Para pembuat keputusan ( manajer) juga dituntut untuk bisa
mangembil keputusan dengan cepat. Padahal masalah yang harus diambil dalam
keputusannya adalah masalah-masalah yang sifatnya ad-hoc yaitu masalah-masalah yang
dapat muncul dengan tiba-tiba dan tidak umum. Jelas dalam hal ini sistem infomasi yang
ada tidak akan dapat memberikan dukungannya. Dalam kasus ini banyak manajer yang
berpikir mengambil jalan lain dengan cara mengembangkansendiri aplikasinya tan[a
harus bergantung pada departeman sistem informasinya. Tentu saja hal sah-sah saja
selam itu keperluan atau butuhan yang dampaknya kecil. Berikut ini penulis akan
memberikan gambaran mengenai bagaimana sistem informasi yang dikembangkan oleh
pemakai sistem (end user computing), apa saja keunggulan serta kelemahannya,
bagaimana strategi pengembangan serta implementasinya.
B. AKTIVITAS SISTEM INFORMASI
Aktivitas proses pengolahan informasi pada dasarnya terbagi atas aktivitas input, proses, output, storage, dan control.
1. Kerangka Kerja Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen berhubungan dengan banyak teknologi yang kompleks, behavioral concept, dan aplikasi khusus pada area bisnis dan non bisnis yang tidak terhitung banyaknya.
Kerangka Kerja Kerja Sistem Informasi Manajemen, meliputi :
1. Foundation Concepts (Membuat konsep sistem informasi)
2. Development Procesess (pengembangan sistem informasi)
3. Business Aplications
4. Management Challenges
5. Information Technologies
Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan munculnya peraturan dari pemerintah.
Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai. Sistem informasi manajemen SIM bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer.
1. Manfaat SIM Dalam Organisasi Bisnis
Pengembangan SIM memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.
Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.
Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer.
Prinsip utama perancangan SIM : SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama. Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.


C. PERANAN SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS
Sistem informasi mempunyai 3 tugas utama dalam sebuah organisasi, yaitu:
1. Untuk Mendukung kegiatan-kegiatan usaha/operasional
2. Untuk Mendukung pengambilan keputusan manajemen
3. Untuk Mendukung persaingan keuntungan strategis
Beberapa sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem informasi operasi atau manajemen, sementara yang lainnya menjalankan berbagai macam fungsi.
1. Peranan Proses Bisnis Dan Operasional
Peranan sistem informasi untuk operasi bisnis adalah untuk memproses transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, dan mendukung komunikasi serta produktivitas kantor secara efisien.
a. Transaction Processing Systems (TPS)
TPS berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing systems). TPS mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan/inventori. TPS menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal. Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak, dan rekening keuangan.
b. Process Control Systems (PCS)
Sistem informasi operasi secara rutin membuat keputusan yang mengendalikan proses operasional, seperti keputusan pengendalian produksi. Hal ini melibatkan process control systems (PCS) yang keputusannya mengatur proses produksi fisik yang secara otomatis dibuat oleh komputer. Kilang minyak petroleum dan assembly lines dari pabrik-pabrik yang otomatis menggunakan sistem ini.

c. Office Automation Systems (OAS)
OAS mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengirim data dan informasi dalam bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh dari office automation (OA) adalah word processing, surat elektronik. electronic mail, teleconferencing, dan lain-lain.
2. Peranan Pengambilan Keputusan
Sistem Informasi Manajemen menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem ini terdiri atas beberapa tipe, yaitu:
a. Laporan spesifikasi dan rencana awal untuk para manajer dikerjakan oleh information reporting systems ( sistem pelaporan informasi).
b. Dukungan ad hoc dan interaktif untuk pengambilan keputusan oleh manajer dikerjakan oleh decision support systems (sistem pendukung keputusan).
c. Informasi kritikal untuk manajemen atas ditetapkan oleh executive information systems ( sistem informasi eksekutif)
d. Nasehat pakar untuk pengambilan keputusan operasional atau manajerial ditetapkan oleh expert systems (sistem pakar) dan knowledge-based information systems (sistem informasi berbasis pengetahuan lainnya).
e. Dukungan langsung dan terus untuk aplikasi operasional dan manajerial dari end users ditetapkan oleh end user computing systems.
f. Aplikasi operasional dan manajerial dalam mendukung fungsi bisnis ditetapkan oleh business function information systems.
g. Produk dan layanan jasa yang bersaing untuk mencapai keuntungan strategis ditetapkan oleh strategic information systems.
Dalam dunia kerja nyata, sistem informasi yang digunakan merupakan kombinasi dari berbagai macam sistem informasi yang telah disebutkan di atas. Pada prakteknya, berbagai peranan tersebut diintegrasi menjadi suatu gabungan atau fungsi-silang. cross-functional sistem informasi yang menjalankan berbagai fungsi.
3. Peranan Persaingan Keuntungan Strategis
Sistem informasi dapat memainkan peran yang besar dalam mendukung tujuan strategis dari sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan dapat bertahan dan sukses dalam waktu lama jika perusahaan itu sukses membangun strategi untuk melawan kekuatan persaingan yang berupa :
1. Untuk Persaingan dari para pesaing yang berada di industri yang sama,
2. Untuk Ancaman dari perusahaan baru,
3. Untuk Ancaman dari produk pengganti,
4. Untuk Kekuatan tawar-menawar dari konsumen, dan
5. Untuk Kekuatan tawar-menawar dari pemasok.
Beberapa strategi bersaing yang dapat dibangun untuk memenangkan persaingan adalah:
1. Untuk Cost leadership. keunggulan biaya-menjadi produsen produk atau jasa dengan biaya rendah.
2. Untuk Product differentiation. perbedaan produk-mengembangkan cara untuk menghasilkan produk atau jasa yang berbeda dengan pesaing.
3. Untuk Innovation-menemukan cara baru untuk menjalankan usaha, termasuk di dalamnya pengembangan produk baru dan cara baru dalam memproduksi atau mendistribusi produk dan jasa.
D. MANFAAT STRATEGIS UNTUK SISTEM INFORMASI
Manfaat sistem informasi manajemen. SIM dapat menolong perusahaan untuk :
1. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya low-cost leadership.
Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
2. Memperkenalkan Inovasi Dalam Bisnis
Penggunaan ATM. automated teller machine dalam perbankan merupakan contoh yang baik dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung beberapa tahun.
Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran (switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal ini adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan segan untuk menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.
3. Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis
Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.
Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis (strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen.
Fungsi dari sistem informasi tidak lagi hanya memproses transaksi, penyedia informasi, atau alat untuk pengambilan keputusan. Sekarang sistem informasi dapat berfungsi untuk menolong end user manajerial membangun senjata yang menggunakan teknologi sistem informasi untuk menghadapi tantangan dari persaingan yang ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi strategis menyajikan end users manajerial dengan tantangan manajerial yang besar.
E. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN EUC/EUD
Pengembangan sistem informasi yang dikembangkan oleh pemakai sistem merupakan fenomena dalam pengembangan suatu sistem informasi. Tentu saja ini hanya akan efektif jika dampak dari sistem yang dikembangkan dengan cara ini tidak luas atau konfrehensif dan selama itu mampu sah saja dilakukan. Meskipun demikian pengembang sistem harus tahu dulu keunggulan serta kelemahan dari metode pengembangan en user computing ini.
Berikut ini ada beberapa kelebihan dari EUC, yaitu:
1. Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi. Artinya dengan EUC, aplikasi yang dibutuhkan akan dapat diselesaikan dengan lebih cepat Karen dikembangkan sendiri oleh pemakai sistem.
2. Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh pemakai, tentunya dalam hal ini pmakai akan lebih mengerti atau memahami kebutuhan informasi sendiri bila dibandingkan dengan dikembangkan oleh pihak lain.
3. Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya sehingga akan kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
4. Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan
serta teknollogi yang digunakan dalam sistem. Selain memiliki beberapa keunggulan seperti di atas, pengembangan sistm nformasi oeh pemakai ( end user computing ) juga memiliki kelemahan-kelemahan yang mesti mendapat perhatian pengembang sistem.
• Kelemahan-kelemahan itu adalah sebagai berikut:
1. Karena pemakai sistm harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi. Dalam kenyataannya tidak semua pemakai (manajer) memiliki pemahaman yang dimaksud.
2. End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak sistem
informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem. Akibat dari ini misalnya
saja dapt merusak data pada basis data perusahaan jika pemakai sistem melakukan
oparasi seperti update data yang salah.
3. End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis pemakai sekaligus pengembang sistem. Maksudnya end user computing ini tidak akan efektif dan efisien jika pengembangnya adalah manajer perusahaan yang harus terlebih dahuu bahasa pemrograman computer untuk dapat membangun program aplikasi yang dibutuhkan. Paling tidaj ini akan sangat membutuhkan waktu. Sebaliknya jika manajer sebagai pemakai dan pengembang sistem tidak dapat membuat program aplikasinya, maka pnerapan EUC juga tidak akan efektif.
F. PENERAPAN END USER COMPUTING
Dibutuhkan pemahaman mengenai teknologi sistem informasi oleh pengembang yang akan melakukan pengembangan sistem sendiri. Jadi tidak akan efektif jika pengembang sistem tidak memiliki pemahaman tentang teknologi sistem informasi yang cukup, karena hal ini dipaksakan sudah bisa dipastikan tidak akan berhasil. Pertanyaan yang krusial mengenai waktu kapan penerapan EUC ini bisa dilakukan harus dijadikan pertimbangan yang benar-benar matang. Menurut Nolan’s stages paling tidak ada empat tahapan penting untuk dapat menentukan waktu yang tepat penerapan EUC ini, yaitu sebagai berikut.
1. Tahap inisasi (initiation) Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi informasi. Memasng secara umum perusahaan yang ada sudah melawati masa ini, meskipun masih ada juga beberapa yang masih dalam proses tahapan inisiasi ini.
2. Tahap ketularan (contagion) Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini. Artinya aspek keuntungan (benefit) dan biaya (cost) benar-benar dikesampingkan tetapi hanya meniru beberapa perusahaan yang menjadi pesaing (competiter).
3. Tahap kendali (control)Pada tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam penggunaan teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi (cost & benefit). Artinya bila ada individu atau suatu unit di dalam organisasi (perusahaan) membutuhkan teknologi informasi, bagian pengadaan takan melakukan evaluasi dulu biaya yang dikeluarkan serta keuntungan yang nanatinya akan didapat dengan penggunaan teknologi informasi.
4. Tahap matang (mature) Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya (cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing (compatetive advantage). Dari ke empat tahapan di atas seperti yang digambarkan di Nolan’s stages yang dianjurkan jika perusahaan akan menerapkan end user computing atau end user development adalah paling tidak perusahaan sudah memasuki pada tahap kendali (control). Kenapa demikian? Karena dalam tahap ini organisasi dan manajer sudah dianggap memahami benar pemanfaatan teknolgi informasi sehingga ini akan lebih menjamin keberhasilan penerapan end user computing.
Ada hal yang mesti mendapat perhatian dalam penerapan EUC yaitu dengan taktik menyediakan alat-alat pengembangan sistem informasi (tools sistem) yang mudah digunakan serta membangun pusat informasi (information center) dalam organisasi (perusahaan), hal ini penting sekali untuk mengatasi kelemahan kemampuan teknis pemakai sekaligus penegmbang dalam hal ini adalah manajer. Sekarang ini banyak alat-alat pengembang sistem berupa perangkat lunak (generasi ke empat) yang dapat digunakan untuk membantu manajer dalam mengambangkan aplikasinya sendiri. Alat-alat perangkat lunak yang ada saat ini dapat berupa DBMS (Data Base Management Systems) dengan bahasa kueri (query language) yang disediakannya, Visual Language dan CASE (Computer Aided Software Engineering).
Taktik lain yang selain menyediakan alat-alat pengembang sistem yang mudah untuk membantu penerapan EUC adalah dengan membangun pusat informasi (information center atau IC) di dalam departemen informasi. Bagian ini (departemen informasi) akan berfungsi pertama memberikan layanan konsultasi kepada manajer yang mengalami kesulian teknis dalam mengembangkan aplikasinya sendiri. Kedua dapat berfungsi sebagai pengawas (melakukan fungsi kontrol) untuk menjamin penerapan EUC terkendali dengan baik sesuai dengan kualitas dan integritas data dan standar keamanan serta standar lainnya yang telah ditetapkan. Ketiga departemen sistem informasi juga dapat berfungsi sebagai bagian pelatihan bagi pemakai sistem, juga yang mencari dan mengevaluasi alat-alat pengembangan sistem yang dapat membantu pemakai sistem.

G. STRATEGI END USER COMPUTING
1. Staregi aslerasi (acceleretion)Strategi yang lebih menekankan pada kecepatan ekspansi dari penerapan EUC dengan pengendalian yang kurang diperhatikan. Dalam strategi ini sangat mengedepankan peningkatan kuantitas jumlah manajer yang melakukan EUC.
2. Strategi kontaimen (containment)Berbeda dengan strategi aselerasi, strategi ini justru lebih mengedepankan pada pengendalian dari EUC dibandingkan dengan kecepatan penerapannya. Dengan kata lain pengembangan EUC akan memprioritaskan pada kualitas EUC sebelum nantinya diikuti oleh kuantitas yang melakukan EUC.
3. Strategi imbang (balance) Dalam strategi ini ada prioritaskesimbangan antara kualitas EUC dan kuantitasnya dalam mencapai pertumbuhan terkendali dari penerapan EUC di perusahaan. Strategi ini banyak dilakukan organisasi di Amerika Serikat.















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
 Sistem Informasi Manajemen mempunyai 3 tugas utama di dalam sebuah organisasi
a. Mendukung proses bisnis dan operasional
b. Mendukung pengambilan keputusan
c. Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif.
 Kerangka Kerja Kerja Sistem Informasi Manajemen, meliputi :
a. Foundation Concepts (Membuat konsep sistem informasi)
b. Development Procesess (pengembangan sistem informasi)
c. Business Aplications
d. Management Challenges
e. Information Technologies
 SIM dapat menolong perusahaan untuk :
a. Meningkatkan efisiensi operasional
b. Memperkenalkan inovasi dalam bisnis
c. Membangun sumber-sumber informasi strategis
Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer
Banyak cara yang dilakukan oleh perkembangan teknologi informasi untuk mendukung bisnis sebuah perusahaan. Selain murah, fleksibel, dan mudah, penggunaan teknologi ini telah banyak digunakan saat ini, tidak terkecuali di Indonesia. Berbagai aplikasi seperti perbankan, pendidikan bahkan entertainment telah menggunakan sistem Informasi sebagai pelengkap fasilitas bagi pelanggannya.



DAFTAR PUSTAKA

Jr Mcleod, Raymond, 2001, Sistem Informasi Manajemen versi Bahasa Indonesia Edisi Ketujuh.PT Prenhallindo. Jakarta
Jr Mcleod, Raymond, 2008, Sistem Informasi Manajemen versi Bahasa Indonesia Edisi Kesepuluh, PT Prenhallindo; Jakarta
Akbar, Ali, ST. 2006. Panduan Cepat Menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi. Gava media; Yogyakarta
Nugroho, Adi. 2006. E-Commerce Memahami Perdagangan Modern Dunia Maya. Informatika; Bandung
sistem informasi manajemen