search ya gan..

Selasa, 13 Maret 2012

ANALISIS RASIO KEUANGAN

Laporan keuangan suatu alat yang dapat menyampaikan atau mengkomunikasikan kondisi suatu perusahaan dimana perusahaan dapat semakin meningkat atau semakin menurun. Laporan keuangan juga menjadi focus penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyankut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Salah satu informasi penting dalam laporan keuangan adalah informasi laba menyatakan bahwa informasi laba pada umunya merupakan perhatian utama dari laporan keuangan dalam mengetahui kinerja manajemen. Informasi laba membantu pemilik atau pihak dalam mengestimasi kemampuan laba untuk mengambil keputusan investasi. Salah satu tolak ukur yang digunaka dalam penilaian kinerja perusahaan oleh pihak internal dan eksternal adalah laba.

Karena dianggap sebagai salah satu tolak ukur penilaian kinerja maka pihak manajemen berprilaku tidak semesti dalam hubungannya dengan laba yaitu dengan melakukan manajemen laba dalam penyusunan laporan keuangan.






TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas mingguan mata kuliah Analisis Laporan Keuangan dengan judul Ruang lingkup Laporan keuangan agar para Mahasiswa dan pemabaca dapat mengerti tentang seluk beluk laporan keuangan semoga bermanfaat untuk kita semua.

















BAB II
PEMBAHASAN
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Menurut Dwi prastowo (2008;80) Ratio merupakan teknik analisis laporan keuangan yg paling banyak digunakan. Ratio ini merupakan alat analisis yg dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan simptom (gejala-gejala yg tampak) suatu keadaan. Dalam hubungannya dengan keputusan yg diambil oleh perusahaan, analisis ratio ini bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yg telah di ambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya.
Keunggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio ini memiliki keuanggulan disbanding teknik analisis lainnya.
1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi
5. Menstandarisir ukuran perusahaan
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaandengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya
2. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti :
a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif
b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar.
c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio
d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio
4. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio.
5. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulakn kesalahan.
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Untuk mengukur kemampuan ini,biasanya menggunakan :
1) Angka ratio modal kerja
Menurut Munawir (2010;80) Ratio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja.

Modal Kerja = Total Aktiva Lancar-Total utang lancar

2) Current Ratio
Menurut Munawir (2010;72) Yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancer dengan hutang lancar.
Current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancer lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah daripada aktiva lancer dan sebaliknya. Jadi penganalisa sebelum membuat kesimpulan yang akhir dari analisa current ratio harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
a) Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancer
b) Data trend daripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk jangka waktu 5 tahun atau lebih dari waktu yang lalu.
c) Syarat yang diberikan oleh kreditor kepada prusahaan dalam mengadakan pembelian maupun syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam menjual barangnya.
d) Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar.
e) Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar.
f) Perubahan persediaan dalam hubungannya dengan volume penjualan sekarang atau di masa yang akan datang.
g) Kebutuhan jumlah modal kerja di masa mendatang.
h) Type atau jenis perusahaan.

Menurut Dwi Prastowo (2008;84)Elemen-elemen yang digunakan dalam perhitungan modal kerja dapat dinyatakan dalam ratio, yg membandingkan antara total aktiva lancar dan utang lancar, yg dihitung dengan formula sbb:

Current Ratio (CR) = Aktiva Lancar (AL)
Utang Lancar (UL)

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar. Sedangkan utang lancar menggambarkan yg harus dibayar dan diasumsikan semua utang lancar benar-benar harus dibayar.

3) Acid-test Ratio (Quick Ratio)
Menurut Munawir (2010;74) Rasio ini sering juga disebut sebagai quick ratio yaitu perbandingan antara (aktiva lancar-persediaan) dengan hutang lancar.Rasio ini lebih tajam daripada current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan atau diuangkan) dengan hutang lancar. Jika current ratio tinggi tapi quick rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan.

Menurut Dwi prastowo (2008;85) Pada ratio ini pos persediaan dan persekot biaya dikeluarkan dari total aktiva lancar, dan hanya menyisakan pos-pos aktiva lancar yg likuid saja yg akan dibagi dengan utang lancar. Dapat dihitung dgn formula sbb:

Quick Ratio (QR) = Aktiva Lancar(AL) – Persediaan – Persekot Biaya
Utang Lancar

Quick Ratio dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau terlalu bergantung pada persediaannya. Persediaan tidak bisa sepenuhnya di andalkan, karena persediaan bukanlah sumber kas yg bisa segera diperoleh, dan bahkan mungkin tidak mudah dijual pada kondisi ekonomi yg lesu.

4) Perputaran Piutang ( Account Receivable Turnover)
Menurut Munawir (2010;75) Makin tinggi ratio (turn over) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalu ratio sewmakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.
Menurut Dwi prastowo (2008;86) Ratio perputaran piutang dan jumlah hari piutang ini dihitung dengan cara sebagai berikut:
Perputaran Piutang = Penjualan (kredit)
Rata-rata piutang

Jumlah hari piutang = Jumlah hari pertahun
Perputaran Piutang

5) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Menurut Munawir (2010;77) Turn over persediaan adalah merupakan ratio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan.
Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan baramg dagangan diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti). Unruk mengetahui rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun dengan turn over dari persediaan tersebut.
Menurut Dwi prastowo (2008;87) Ratio perputaran persediaan dan jumlah hari persediaan ini dihitung dengan cara sebagai berikut:

Peputaran Persediaan = Harga pokok penjualan
Rata-rata persediaan

Jumlah hari Persediaan = Jumlah hari pertahun
Perputaran persediaan

2. Rasio Leverage
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010;306-307)Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal ( equity ). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang. Rasio ini bisa juga dianggap bagian dari rasio Solvabilitas.
1) Total Debt To Total Asset Ratio
Debt Ratio = Total Hutang
Total Aktiva
2) Debr To Equity Ratio
Debt to Equity Ratio = Total Hutang
Modal Sendiri
3) Time Interest Earned Ratio
Time Interest Earned Ratio = Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Beban Bunga
4) Fixed Charge Coverage Ratio
Fixed Charge Coverage Ratio = EBIT+Bunga+Angsuran Lease
Bunga+Angsuran Lease


5) Debt Service Ratio
Debt Service Ratio = Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Bunga+Sewa+Angsuran Pokok Pinjaman
(1-Tarif Pajak)

3. Rasio Aktivitas
Menurut Soyan Syafri Harahap (2010;308-309) Rasio ini menggambarkan aktivitas yamg dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
Rasio ini antara lain adalah :
a. Inventory Turn Over
Inventoru Turn Over = Harga pokok penjualan
Rata-rata persediaan barang
Rasio ini menunjukan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat. Rata-rata persediaan dihitung dengan cara :
Persediaan awal + persediaan akhir
2
b. Receivable Turn over
Receivable Turn over = Penjualan kredit bersih
Rata-rata piutang
Rasio ini menunjukkan berapa cepat penghasilan piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Receivable turn over ini dapat dikonversikan ke hari. Caranya yaitu :

360
Rasio Turn over piutang
c. Fixed Aset Turn over
Fixed Aset Turn over = Penjualan
Aktiva tetap bersih
Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi.
d. Total Aset Turn over
Total Aset Turn over = Penjualan
Total Aset
Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
e. Periode penagihan piutang
Periode penagihan piutang = Piutang (rata-rata)
Penjualan per hari
Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek peroiodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan informasi yang digambarkan Receivable Turn Over.

4. Rasio Profitabilitas
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010;304-305)Rasio Rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemamapuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio.
Beberapa jenis rasio rentabilitas ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Margin Laba ( Profit Margin ) = Pendapatan bersih
Penjualan
Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

b. Asset turn over = Penjualan Bersih
( return on asset ) Total Aktiva
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini bearti bahwa kativa dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.

c. Return of Investment = Laba Bersih
( return of Equity ) Rata – rata modal ( equity )
Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.

d. Return on Total Asset = Laba Bersih
Rata – rata total asset
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

e. Basic Earning Power = Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik.
f. Earning per share = Laba bagian saham bersangkutan
Jumlah saham
Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.
g. Contribution Margin = Laba Kotor
Penjualan
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya – biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba.
h. Rasio rentabilitas ini juga bisa digambarkan dari segi kemampuan karyawan, cabang aktiva tertentu dalam meraih laba. Misalnya kemampuan karyawan per kepala meraih laba dapat dihitung :
Jumlah laba
Jumlah karyawan

Tapi rasio ini dapat juga digolongkan sebagai rasio produktivitas.

5. Standar Rasio Industri
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010;313)Rasio ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang ingin menilai prestasinya serta lembaga lain yang ingin mengatur industry itu serta para analis dan investor. Di Indonesia kendati punbelum banyak memberikan standar angka atau rasio-rasio laporan keuangan sudah didirikan yaitu PT.Perfindo (Perusahaan Peringkat Indonesia). Kebanyakan jasanya baru memberikan peringkat kepada perusahaan atau investor yang masuk di pasar modal. Perusahaan atau lenmbaga lain yang sejenis sudah ada yang bergerak di bidang ini seperti PDBI (PusAt Data Bisnis Indonesia) lembaga-lembaga riset namun belum memenuhi kebutuhan kita untuk mendapatkan rasio-rasio yang cocok untuk menjadi Yardistick dalam menilai prestasi perusahaan.

6. Analisis Rasio dilihat dari sudut pandang manajemen
Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
7. Analisis Rasio dilihat dari sudut pandang pemilik
Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran.
8. Analisis Rasio dilihat dari sudut pandang pemberi pinjaman
Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Ratio merupakan teknik analisis laporan keuangan yg paling banyak digunakan. Ratio ini merupakan alat analisis yg dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan simptom (gejala-gejala yg tampak) suatu keadaan. Dalam hubungannya dengan keputusan yg diambil oleh perusahaan, analisis ratio ini bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yg telah di ambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya.
1. Rasio Likuiditas: Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek.
2. Rasio Leverage: Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset
3. Rasio Aktivitas: Rasio ini menggambarkan aktivitas yamg dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
4. Rasio Profitabilitas: Rasio Rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya
5. Standar Rasio Industri: Rasio ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang ingin menilai prestasinya serta lembaga lain yang ingin mengatur industry itu serta para analis dan investor.
6. Analisis Rasio dilihat dari sudut pandang manajemen: Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
7. Analisis Rasio dilihat dari sudut pandang pemilik: Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas.
8. Analisis Rasio dilihat dari sudut pandang pemberi pinjaman: Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini).

DAFTAR PUSTAKA

Prastowo Dwi, 2008, Analisis Laporan Keuangan konsep dan aplikasi Edisi kedua, Yogyakarta; Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Munawir, 2010, Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta;Liberty
Harahap, Sofyan Syafri. 2010, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja wali Pers
http://dwiermayanti.wordpress.com/2011/06/10/analisis-rasio-keuangan/
http://hadiborneo.wordpress.com/2011/07/19/analisis-rasio-keuangan/

Tidak ada komentar: